Tampil di EPP, Cak Imin Ajak Investasi Kurangi Emisi Karbon

Sabtu, 23 November 2019 | 07:00 WIB
Tampil di EPP, Cak Imin Ajak Investasi Kurangi Emisi Karbon
Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin [Suara.com/Ria Rizki]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat berada di Zagreb, Kroasia, Rabu (20/11/20190, dalam acara partai masyarakat Eropa (Europeans People's Party atau EPP) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Wakil Ketua DPR RI mengajak negara-negara Eropa agar berinvestasi ke Indonesia untuk membantu mengurangi emisi gas karbon secara global.

Dikutip dari kantor berita Antara, saat itu Cak Imin menghadiri konsolidasi partai-partai masyarakat Eropa (19-21/11/2019) di Kroasia, yang membahas isu lingkungan hidup. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Austria, Jerman, Italia, Perancis, Denmark, Norwegia, Belanda, Swiss dan seterusnya.

Nah, di sela seremoni sambutan tuan rumah Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovi dalam forum EPP, Cak Imin kemukakan ajakan ini. Tentang Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) didampingi pembalap Sean Gelael (kiri) berada dalam mobil listrik ketika mengikuti konvoi melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Jumat (20/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) didampingi pembalap Sean Gelael (kiri) berada dalam mobil listrik ketika mengikuti konvoi melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Jumat (20/9). [Suara.com/Arya Manggala]

"Caranya dengan transformasi dari kendaraan berbasis BBM fosil (pertalite, solar, pertamax) ke berbahan listrik atau biofuel. Maka, sekalian saya ajak berinvestasi, minimal yang hybrid," demikian kata Cak Imin sebagaimana berita yang diterima kantor berita Antara pada Kamis (21/11/2019).

Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: The Marquez Boys, Motor Hilang Roda dan Knalpot

Dalam hal ini, disebutkannya bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan kadar emisi gas karbon sebesar 29 persen sampai 2030 dengan usaha menggalakkan bahan bakar nabati (biofuel). Sementara,
sektor transportasi sangat potensial memberi sumbangan dalam mengatasi peningkatan emisi gas karbon secara global.

"Biofuel dari sawit pun sedang kami genjot terus. Tahun depan B30 sudah mandatory, artinya pemerintah RI siap memberi insentif dan kemudahan pengembangan jenis ini secara optimal," papar Cak Imin.

Kendaraan dan bahan bakar yang digunakan sangat menentukan seberapa besar emisi gas karbon dilepaskan. Saat ini, pemerintah tengah berupaya menekan impor solar agar masyarakat bisa segera beralih dari bahan bakar itu.

"Tahun 2020 saya hampir yakin, kita bisa stop impor solar. Paling-paling hanya meneruskan kontrak impor yang lama. Duitnya bisa digeser untuk menambal BPJS, menambah kepesertaan kartu pra kerja. Macam-macamlah," tukas Cak Imin.

Dan, di sisi lain, saat usaha menekan konsumsi bahan bakar fosil dilakukan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat Indonesia saat ini masih berada di urutan ke-12 penyumbang emisi global terbesar. Adapun rankingnya mulai penyumbang emisi tertinggi adalah Cina, Amerika Serikat, India, Rusia, Jepang, Jerman, Iran, Arab Saudi, dan seterusnya.

Baca Juga: The Marquez Boys Satu Tim, Unggahan Alex Marquez Bikin Auto Meleleh

"Karhutla kita membuat ranking ini agak sulit turun. Maka itu betul-betul penegakan hukumnya harus serius agar target penurunan emisi bisa tercapai," pungkas Cak Imin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI