Mantap, Indonesia Kembangkan Materi Alternatif untuk Baterai KBL

Kamis, 07 November 2019 | 09:00 WIB
Mantap, Indonesia Kembangkan Materi Alternatif untuk Baterai KBL
Pengisian ulang baterai atau recharging process Nissan LEAF. Sebagai ilustrasi recharging baterai [Suara.com/ukirsari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar gembira datang dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro. Dikutip dari kantor berita Antara, disebutkan bahwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sedang meneliti dan mengembangkan potensi natrium sebagai pengganti lithium.

Disebutkan lebih detail, bahwa untuk pembuatan Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL, termasuk mobil listrik, dibutuhkan lithium sebagai bahan dasar baterai. Sementara, kandungan natrium di Bumi lebih banyak dibandingkan lithium. Dan sebagai catatan, baterai menjadi komponen penting bagi KBL, serta menyumbang 25 - 40 persen dari biaya total kendaraan listrik.

Peresmian SPKLU dilakukan di empat kota: Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Bali bagian selatan, bertepatan Hari Sumpah Pemuda [Dok PLN].
Peresmian SPKLU dilakukan di empat kota: Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Bali bagian selatan, bertepatan Hari Sumpah Pemuda. Sebagai ilustrasi lokasi pengisian ulang baterai  KBL [Dok PLN].

Oleh karena itu,Menristek mendorong penelitian dan pengembangan kandungan natrium pada sisa garam konsumsi yang berpotensi menjadi pengganti lithium. Materi ini bisa dimanfaatkan dalam pengembangan baterai KBL, termasuk mobil dan motor.

"Kalau kita ingin mengembangkan mobil listrik, berarti butuh baterai. Saat ini berasal dari lithium. Ternyata ada sumber lithium di luar nikel, tepatnya sisa dari garam. Garam atau natrium yang tidak dipakai konsumsi bisa diolah," papar Bambang P.S. Brodjonegoro dalam bincang-bincang tentang "Arah Kebijakan Riset dan Inovasi dengan Memanfaatkan Pendanaan Mitigasi Perubahan Iklim" yang diselenggarakan oleh Pangudi Luhur Alumni Club di SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, Rabu malam (6/11/2019).

Baca Juga: IHSG Masih Bisa Menguat Meski Digempur Aksi Jual

Hingga kini, Indonesia mengembangkan baterai lithium karena memiliki sumber lithium yang berasal dari nikel. Pabrik baterai lithium sendiri, sedang dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah. Dan ITS tengah meneliti dan mengembangkan potensi natrium sebagai materi pengganti lithium.

"ITS harus memastikan ini, sekarang mungkin baru prototipe, ini harus dikembangkan menjadi produksi yang sudah masuk keekonomiannya," tandas Menristek.

Hal ini seiring dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Ada KTM Erzberg Rodeo, Koke Modifikasi Porsche

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI