Suara.com - Carlos Ghosn, mantan bos Nissan Motor, sekaligus pimpinan Aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi membantah bila dirinya menerima aliran dana tidak wajar dari perusahaan.
Hal ini menyusul sebuah laporan dari otoritas pajak Jepang yang menetapkan dirinya menggunakan uang perusahaan untuk keuntungan pribadi.
"Mr. Ghosn dengan tegas menyangkal bahwa ada sesuatu yang tidak pantas tentang pembayaran atau pendanaan. Semuanya dibuat demi kepentingan Nissan," demikian papar juru bicara Carlos Ghosn, seperti dikutip dari Automotive News.
Lanjutnya, keputusan jaksa penuntut yang baru bersedia membuka data sekarang, hanya bertujuan mengalihkan perhatian dari kegagalan kasus mereka dalam mengungkap kesalahan mantan orang nomor satu di perusahaan Nissan Motor Corporation itu.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Bedah Mobil Menhan Prabowo, Tesla Taksi Idaman
Sementara itu, salah surat kabar Jepang, Yomiuri memberitakan bahwa bahwa otoritas pajak negara telah menetapkan Carlos Ghosn menggunakan uang perusahaan bagi keuntungan pribadi.
Surat kabar Jepang itu juga menulis, bahwa Badan Pajak Nasional menemukan bukti Carlon Ghosn menggunakan uang Nissan selama beberapa tahun untuk membayar biaya konsultan kepada saudara perempuannya dalam sebuah pekerjaan fiktif, serta memberikan sumbangan ke sebuah universitas di Lebanon.
Namun untuk saat ini, mantan bos Nissan itu masih menunggu hasil persidangan pengadilan Jepang atas tuduhan pelanggaran keuangan yang menurutnya tak pernah dilakukan.
Sebagai catatan, tepat pada November 2019 kasus Carlos Ghosn telah bergulir satu tahun. Pada bulan sama tahun lalu, ia ditangkap saat hendak meninggalkan Tokyo, ibu kota Negeri Sakura dan dipenjara. Sempat dibebaskan dengan jaminan, namun kembali ditahan setelah menjalani serangkaian persidangan.
Dalam sidang perdana, suami dari Carole Ghosn ini membuat pembelaan tertulis serta dibacakan sendiri, dan setelah persidangan mengalami rehat, pengacara utamanya mengundurkan diri, peradilan terus berjalan sampai kini. Ia dituduh telah melaporkn penerimaan gaji yang jumlahnya diperkecil, serta memasukkan hutang pribadi ke bagian keuangan Nissan.
Baca Juga: Mulai Menggurita, Ini Bukti Industri Otomotif India Siap Duel Lawan Jepang