Suara.com - Soal General Motors Indonesia menyatakan berhenti menjual produk Chevrolet di Tanah Air, seorang pengamat otomotif nasional, Yannes Martinus Pasaribu, melihat permasalahannya sebagai berikut ini.
Bahwa keputusan General Motor (GM) untuk pergi dari Indonesia tidak hanya didasari persaingan yang ketat di industri otomotif Tanah Air.
Menurut pengamat yang berprofesi sebagai dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, keputusan General Motors disebabkan permasalahan yang melanda perusahaan secara global.
"Saat ini tampaknya GM sedang dalam proses reorganisasi besar-besaran. Proses re-engineering yang dilakukan memaksa mereka menutup banyak pabriknya yang tidak menguntungkan di berbagai negara (termasuk Indonesia)," ujar Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi Suara.com.
Baca Juga: Setelah Kurangi Karyawan, Nissan Kabarnya Akan Lakukan Hal Ini
Sementara itu, pengamat otomotif yang dahulu berkiprah di salah satu Agen Pemegang Merek (APM), Bebin Djuana, menyatakan, "Bila menyimak berita di sana (kantor pusat), sepertinya yang bermasalah kantor pusat di negara asal."
Ditambahkannya pula, di luar negara asal, kita tidak pernah tahu masalah internal perusahaan. Kemungkinan yang terjadi di Indonesia karena dampak dari kantor pusat.
"Kalah bersaing adalah hal biasa dalam bisnis, selama masih ada semangat juang tentu ada jalan keluar, bukan menyerah kalah. Pasti ada masalah yang lebih serius dari sekadar kalah bersaing," imbuh Bebin Djuana.
Seperti diketahui, pada Selasa (29/10/2019), PT General Motors Indonesia selaku Agen Pemegang Merek (APM) Chevrolet mengumumkan menghentikan aktivitas penjualan kendaraan merek Chevrolet di pasar Indonesia, mulai akhir Maret 2020.
Hector Villarreal, President General Motors Asia Tenggara mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah melalui pertimbangan menyeluruh dari berbagai rencana bisnis yang memungkinkan bagi General Motors Indonesia di masa mendatang.
Baca Juga: Musim Spakbor Plug and Play, Copot Spakbor Ternyata Menyalahi Hukum
Dan sebagai catatan, sebelum mengumumkan penghentian aktivitas penjualan ini, pabrikan asal Amerika Serikat ini telah menutup pabrik perakitannya di Bekasi, Jawa Barat, sejak 2015.