Suara.com - Agen Pemegang Merek (APM) Chevrolet di Indonesia yaitu PT General Motors Indonesia (GMI) resmi hengkang dari Indonesia karena alasan bisnis. Selain Chevrolet, inilah 4 pabrikan mobil lain yang juga gulung tikar dari industri di Indonesia.
Alasan Chevrolet cabut dari Indonesia, sebetulnya hanya karena alasan bisnis, yaitu sulit menjual produknya di Indonesia.
Lebih detail, Putu Juli Ardika, selaku Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kemenperin menjelaskan kalau segmen pasar Chevrolet di Indonesia sangat kecil.
Selain Chevrolet, ada juga beberapa pabrikan mobil besar lainnya yang gagal mempertahankan eksistensi di Indonesia. Siapa saja?
Baca Juga: Fairuz A Rafiq Dapat Kejutan Mobil Mewah dari Suami, Ini Mereknya
1. Ford
Pertama, ada kompatriot Chevrolet yaitu Ford. Sama-sama pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Ford lebih dulu gulung tikar dari industri otomotif di Indonesia.
PT Ford Motor Indonesia resmi hengkang dari tanah air pada tahun 2016, karena dua faktor yaitu minimnya angka penjualan dan tidak adanya pabrik perakitan di Indonesia.
2. Proton
Selanjutnya adalah produsen mobil dari negara tetangga, Malaysia, Proton.
Baca Juga: Pengusaha Rental Mobil Gagalkan Pengedaran Mobil Curian, Sindikat Nasional?
Per 2019, Proton memutuskan untuk tidak berjualan lagi di Indonesia, padahal produsen mobil itu baru saja menyepakati investasi dengan grup otomotf China, Zheijang Geely Holding Group (ZGH).
3. Opel
Adalah pabrikan mobil asal Jerman yang sudah berjualan di Indonesia sejak tahun 1996. Sayangnya, merek mobil yang populer dengan mobil SUV Opel Blazer itu hanya bertahan hingga tahun 2002 saja.
Opel pun sudah tak lagi dibawah naungan General Motors, sejak bergabung bersama perusahaan multinasional Prancis, PSA Group.
4. Subaru
Siapa sangka, produsen mobil asal Jepang ini juga harus meninggalkan Indonesia. Subaru telah berkiprah selama 15 tahun di Indonesia, tercatat sejak tahun 2001 (penjualan terakhir 2016).
Mirisnya lagi, Subaru pergi dengan citra yang kurang baik karena mengalami masalah sengketa pajak dengan pemerintah.