Suara.com - Suhu udara yang cukup panas dalam beberapa bulan terakhir sehubungan posisi semu Matahari dan angin kering dari benua Australia, berpotensi memicu kendaraan overheating.
Berbincang soal Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL termasuk hybrid, apakah dampaknya sama dengan tipe konvensional? Sebagai catatan, mobil rendah emisi ini mengandalkan baterai sebagai salah satu sumber tenaga.
Pertanyaannya, apakah baterai bakal cepat panas saat digunakan?
Menurut Product Trainer Toyota-Astra Motor, Muhammad, ia menyatakan bahwa baterai kendaraan hybrid saat ini umumnya dipasang di bawah jok penumpang, sehingga cukup aman dari temperatur tinggi.
Baca Juga: Sah, PLN Resmikan Serentak Empat Stasiun Pengisian Baterai KBL
"Pendinginan baterai hybrid menggunakan AC kendaraan. Jadi selama AC kendaraan dihidupkan, maka pendingin suhu kabin akan mendinginkan baterai kendaraan hybrid," jelas Muhammad, di Jakarta.
Andai terjadi kendala, tambahnya, pada baterai mobil hybrid sudah tersemat sensor yang berfungfi menghentikan sistem operasional ketika terjadi masalah seperti overheating atau panas berlebih.
"Baterai kendaraan hybrid memiliki begitu banyak sensor temperatur. Maka ketika terjadi overheating pada baterai, sistem hybrid-nya akan dihentikan sementara sampai kondisi baterai kembali normal," terangnya.
Seperti diketahui, mobil listrik seperti BYD e6 dan Tesla X 75D juga dibekali radiator sebagai pendingin baterai. Pasalnya biar bagaimanapun listrik tetap menghasilkan panas yang harus diredam melalui penggunaan radiator.
Baca Juga: Juara di GP F1 Singapura, Sebastian Vettel Sebenarnya Anak Motor?