3. Impresi berkendara
Berbeda dari kebanyakan produk RE, motor ini mengusung stang jepit, membuat posisi berkendara motor ini agak sedikit sporty. Pengendara dibuat membebankan berat tubuh ke siku dan pergelangan tangan, rasa yang kerap ditemui seperti pada stang jepit pada umumnya.
Selain itu, motor ini mengusung bobot yang relatif cukup berat, khususnya bagi pemotor yang terbiasa membawa motor sport dengan kubikasi tak lebih dari 250 cc.
Rasa berat tersebut membuat motor berbobot 198 kg ini sangat mantap untuk digunakan berkendara jarak jauh, namun sangat melelahkan jika pengemudinya terjebak macet. Apalagi dengan stang jepit membuat motor ini kurang lincah. Namun memang beginilah konsep yang diusung oleh motor tersebut.
Baca Juga: Timnas Indonesia Tahan Imbang Arab Saudi
Selain itu, dibandingkan dengan produk satu piston RE lainnya, motor ini memiliki getaran mesin yang lebih halus. Tenaganya pun cukup besar namun tidak mengintimidasi seperti moge di atas 500 cc pada umumnya, membuat laju motor ini mudah dikendalikan dan diperhitungkan.
Ditambah dengan mesin dua silindernya, motor ini mampu menghasilkan suara yang 'merdu' khususnya bagi para pecinta roda dua.
Sementara untuk masalah pengereman, dengan ABS motor ini tergolong cukup pakem, membuat pengendaranya merasa lebih aman saat membesut motor tersebut.
4. Kesimpulan
Mengusung posisi duduk paling sporty di antara sesama motor RE, Continental GT sangat unik namun tidak meninggalkan ciri khas dari motor RE.
Baca Juga: Pekerjaan Jeremy Thomas Terganggu Akibat Tersandung Kasus Penipuan
Dengan banderol harga sekitar Rp 195 jutaan, motor ini tentu layak mendapat perhatian. Namun dengan karakter getaran mesin yang khas bisa jadi motor ini kurang disukai oleh penikmat motor 'halus' yang terbiasa dengan motor-motor buatan Jepang.