Soal Harga KBL, Begini Pendapat Daihatsu

Senin, 14 Oktober 2019 | 16:50 WIB
Soal Harga KBL, Begini Pendapat Daihatsu
Daihatsu Hy-Fun, sebuah mobil konsep MPV yang diselaraskan kebutuhan keluarga. Tampil di GIIAS 2019 [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL semakin marak diperkenalkan di Indonesia. Para produsen yang memiliki produk kendaraan terelektrifikasi silih berganti memamerkan andalannya. Utamanya yang telah dipasarkan di negara asal.

Tujuannya adalah edukasi kepada masyarakat, sekaligus memberikan informasi bahwa mereka telah memiliki model tertentu yang memenuhi kriteria. Sehingga product awareness bisa diserap sejak jauh-jauh hari.

Bagaimana dengan PT Daihatsu Astra Motor?

Meski belum memberikan wacana soal produk terelektrifikasi atau model-model KBL yang akan diboyong, PT ADM menampilkan concept car menawan di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 yang berlangsung ICE, BSD City, Tangerang, Provinsi Banten beberapa saat lalu.

Baca Juga: Badai Topan Hagibis Jepang, KBL Berpotensi Berikan Bantuan

Tampilan Hy-Fun merefleksikan berbagai desain tunggangan priduksi massal Daihatsu [Suara.com/Tivan Rahmat].
Tampilan Hy-Fun merefleksikan berbagai desain tunggangan priduksi massal Daihatsu [Suara.com/Tivan Rahmat].

Diberi nama Daihatsu Hy-Fun, concept car bermodel Sport Utility Vehicle (SUV) memiliki atap lebih tinggi, namun melandai di bagian belakang. Sekilas wajahnya menyerupai facelift Daihatsu Xenia terkini. Tenaga penggerak tunggangan ini adalah mesin hybrid.

Ditanya lebih jauh tentang kemungkinan Daihatsu mendatangkan produk KBL atau terelektrifikasi, Amelia Tjandra, Marketing Director PT ADM memaparkan bahwa pihaknya menunggu regulasi sehingga bisa diketahui berapa besar nilai insentif yang diberikan oleh pemerintah. Juga peruntukan mobil listrik itu sendiri, untuk passenger atau komersial.

"Bila Indonesia telah siap untuk menggunakan KBL, maka dibutuhkan stepping, atau tahapan demi tahapan soal mobil elektrifikasi. Hybrid kemudian dilanjutkan dengan murni tenaga listrik, yang disesuaikan dengan kesiapan pemerintah," ujar Amelia Tjandra.

Sehingga, lanjutnya, dengan demikian akan tercapai pasar dan kondisi yang sesuai. Amelia Tjandra lantas mencontohkan pemasaran dan pemakaian mobil listrik di China.

"Subsidi pemerintah China untuk pemasaran mobil listrik terbilang besar-besaran, itu saja harga produk masih terasa cukup mahal. Di Indonesia, para pembeli mobil listrik juga harus disubsidi oleh pemerintah dan itupun harganya bisa mencapai lebih dari Rp 300 juta," tukas Amelia Tjandra.

Baca Juga: 5 Best Otomotif Pagi: Jajal Harley-Davidson, Terpesona Aston Martin

Menurutnya, sampai saat ini, baterai sebagai sumber utama KBL adalah hal paling mahal dari sebuah unit produk terelektrifikasi.

"Sekarang bila disebutkan harga mobil listrik bisa senilai di bawah Rp 300 juta, bagaimana dengan baterai listriknya?"

Untuk itu, kembali kepada paparan sebelumnya, pasar otomotif Indonesia perlu menyiapkan tahapan-tahapan sebelum KBL digunakan warganya. Persoalan mahalnya produk karena baterai listrik sebagai sumber tenaga perlu dikaji pula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI