Nissan Prediksi Industri Otomotif Inggris Akan Hancur

Sabtu, 12 Oktober 2019 | 18:00 WIB
Nissan Prediksi Industri Otomotif Inggris Akan Hancur
Tampak depan All New Nissan Serena. Sebagai ilustrasi produk Nissan [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen otomotif asal Jepang, Nissan telah memberikan peringatan bila Britain Exit atau lebih populer sebagai Brexit akan memicu kehancuran industri otomotif.

Ketua Nissan Eropa, Gianluca de Ficchy mengatakanjika Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan, berarti mobil buatan lokal yang diekspor ke Uni Eropa atau EU akan dikenakan tarif 10 persen sesuai aturan organisasi perdagangan dunia.

Jika skenario seperti itu terjadi, tidak mungkin bagi mereka untuk mengimbangi tarif melalui pemotongan biaya.

Nissan Juke lansiran dua tahun silam. Ilustrasi [Shutterstock].
Nissan Juke lansiran dua tahun silam. Ilustrasi [Shutterstock].

"Hal ini akan mewakili peningkatan biaya signifikan yang akan membuat produk kami kurang kompetitif," ujar Gianluca de Ficchy saat berbicara dengan Bloomberg.

Baca Juga: Daihatsu Pertimbangkan Produk Berbekal Mesin 1.000 cc Turbo

Seperti diketahui, pabrik Nissan di Sunderland, Midlands, Inggris adalah pabrik terbesar di negara Ratu Elizabeth II. Manufaktur itu mengirimkan 70 persen produksinya ke UE.

Gianluca de Ficchy menambahkan, melihat masa depan pabrikan otomotif di Inggris bukanlah proses yang mudah. Perusahaan harus benar-benar yakin bila memiliki aset kuat.

Pabrikan mobil di Inggris sejauh ini semakin vokal menentang keluarnya negara itu dari UE bila hasil referendum adalah tanpa kesepakatan. Pabrikan memperingatkan bahwa kondisi ini akan memberikan pukulan yang menghancurkan industri otomotif lokal.

Sementara itu, Nissan sudah memutuskan untuk tidak memproduksi X-Trail di Sunderland, selain menghentikan produksi model Infiniti untuk pasar Eropa. Produksi Qashqai bisa dipindah ke Spanyol, meskipun Gianluca de Ficchy mengatakan bahwa model generasi berikutnya masih akan dibuat di Inggris.

Perusahaan telah mengubah salah satu jalur perakitan Sunderland untuk memproduksi Juke baru, menambahkan bahwa output produksi pabrik akan turun 20 persen menjadi 360 ribu kendaraan per tahun.

Baca Juga: Topang Penjualan, Daihatsu Sigra Jadi Wahana Test Drive

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI