Suara.com - Beberapa saat lalu, disebutkan bahwa pabrik Tesla Incorporation di Shanghai, China, telah rampung dibangun. Diberi nama Tesla Gigafactory, perusahaan ini masih menyerap tenaga kerja utamanya bidang mesin. Dan tak kalah menarik, perusahaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) yang dikomandani Elon Musk itu mendapatkan suntikan dana.
Dikutip dari kantor berita Antara, Tesla Incorporation dari Amerika Serikat menyetujui pinjaman senilai 5 miliar yuan atau setara Rp 9,9 triliun dari China Merchants Bank.
Pinjaman tanpa jaminan selama satu tahun ini akan digunakan Tesla untuk menyediakan mobil buatannya di pasaran China, demikian disitat kantor berita Antara dari portal berita Caixin, Senin (7/10/2019).
Tesla pertama kali menjual produknya di Negeri Tirai Bambu pada Februari 2019, berupa Tesla Model 3 yang dipasok dalam bentuk Completely Built-Up (CBU).
Baca Juga: 5 Best Berita Otomotif Pagi: Test Drive Mobil Hybrid, Pemotor Merokok
Sampai triwulan ketiga tahun ini, penjualan Tesla Model 3 di seluruh dunia telah mencapai 79.600 unit, sedangkan Model S dan model X secara keseluruhan terjual 17.400 unit.
Sayangnya, angka penjualan KBL dari Tesla Incorporation itu belum sesuai target perusahaan sebanyak 100 ribu unit pada triwulan ketiga. Adapun tugas pabrik Tesla Gigafactory di Shanghai adalah menambah produksi sebanyak 500 ribu unit mobil produksi Tesla Incorporation sampai paruh tahun depan, yaitu Juni 2020.