Tesla X Masih Diinvestigasi karena Berpotensi Mengalami Cacat Baterai

Dythia Novianty | Manuel Jeghesta Nainggolan
Tesla X Masih Diinvestigasi karena Berpotensi Mengalami Cacat Baterai
Sebuah mobil Tesla Model X dipamerkan di Polandia pada Juni 2017. [Shutterstock]

Para pemilik Tesla model S dan X mengajukan petisi kepada NHTSA Amerika Serikat.

Suara.com - Para pemilik Tesla model S dan X mengajukan petisi kepada Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, agar produsen otomotif segera melakukan penarikan kembali (recall).

Sebuah laporan penyelidikan menyatakan NHTSA mengungkapkan bahwa pihaknya menerima petisi untuk segera memeriksa dan melakukan pembaruan perangkat lunak baterai Model S dan Model X.

"Cacat yang ditemukan dapat mengurangi jangkauan mengemudi kendaraan yang terkena dampak. Selain itu, cacat juga dapat mengakibatkan kebakaran walaupun tidak terjadi tabrakan," demikian isi petisi, disitat dari Carcoops.

Pemohon mengatakan bahwa Tesla seharusnya memberi tahu NHTSA tentang cacat dan melakukan penarikan, bukan pembaruan perangkat lunak.

Baca Juga: Akankah Trump Gagalkan Pabrik Tesla di Meksiko? Nasib Gigafactory di Ujung Tanduk

Sementara itu, sebagaimana dilansir laman Reuters, masalah ini mirip dengan gugatan yang diajukan di California pada musim panas ini. Gugatan tersebut mengklaim, bila produsen sebenarnya mengetahui sebagian baterainya rusak dan mengirimkan pembaruan untuk menghindari penggantian paket baterai.

Tuntutan yang ada juga mengklaim, Tesla tahu pembaruan akan berdampak negatif pada jangkauan dan kinerja kendaraan yang terkena dampak.

Tesla model X (Shutterstock)
Tesla model X (Shutterstock)

Sejauh ini, investigasi masih dalam tahap awal dan belum ditetapkan apakah produsen mobil listrik asal Amerika tersebut benar-benar salah atau tidak. Namun, pemerintah mengatakan bahwa masalah ini dapat berdampak pada sekitar 2.000 kendaraan dari tahun produksi 2012-2019.

Sebagai informasi, Tesla Model X sebenarnya juga sudah dipasarkan di Indonesia melalui Importir Umum (IU). Untuk pasar Indonesia merupakan tipe 75D, berkapasitas baterai 75 kWh dengan daya tempuh 416 km. Selain itu, terdapat juga tipe 90D, 100D, dan P100D yang bisa dipesan konsumen Indonesia.

Untuk harganya, model ini dibanderol mulai 200 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 2,64 miliar.

Baca Juga: Trump Menang, Valuasi Tesla Tembus 1 Triliun Dolar AS