Suara.com - Penggunaan alat penghemat bahan bakar untuk menghemat bensin berjenis kapasitor pada mobil, ternyata menimbulkan risiko tersendiri terhadap kendaraan. Risiko paling parah adalah bisa membuat mobil terbakar karena adanya korsleting di sistem kelistrikan mobil.
Kalau kondisi kelistrikan di dalam mobil OFF (mati), memang aman untuk memasang alat apa pun. Namun, jika alat tersebut seperti kapasitor penghemat bahan bakar yang menyimpan daya justru akan sangat berisiko menimbulkan panas. Terlebih lagi kalau pintu kendaraan tertutup, mungkin saja bisa menyebabkan kebakaran.
Menurut laman Suzuki Indonesia, terbakarnya penghemat bahan bakar itu sangat mungkin terjadi. Terlebih kalau alat tersebut menuju ke lighter.
Hal ini bisa terjadi karena arus listriknya tidak stabil (loncat-loncat) dan akhirnya bisa menimbulkan panas. Padahal, di sisinya banyak material yang terbuat dari plastik yang sangat berpotensi terbakar.
Baca Juga: Mobil Langka Lamborghini Veneno Roadster Laku Dilelang Seharga Rp 118 M
Kasus mobil yang akhirnya terbakar karena alat penghemat bahan bakar ini bukan isapan jempol belaka karena pernah dilaporkan ke salah satu bengkel kendaraan di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Namun, untuk kasus yang satu ini kapasitor dipasang di sekitar area mesin kendaraan.
Pemasangan di area mesin memang sangat tidak aman dan sangat tidak dianjurkan. Namun, bukan berarti pemasangan penghemat bahan bakar di dalam kabin kendaraan menjadi aman.
Alat alat jenis ini memang pada bagian dalamnya terdapat kumpulan kapasitor yang ON (nyala) terus, yang kalau kualitasnya tidak bagus, bisa beresiko meledak. Hal inilah yang bisa menjadi penyebab kebakaran.
Karena itu sangat dianjurkan, para pemilik mobil supaya tidak sembarang memasang alat apapun, termasuk penghemat bahan bakar di mobil, mengingat risikonya yang tinggi. Untuk itu, disarankan sebaiknya konsultasikan terlebih dulu ke bengkel resmi agar risiko-risiko yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Baca Juga: Setir Mobil itu Sarang Kuman, Begini Cara Ampuh Membersihkannya