Suara.com - China, sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak, sekaligus pasar otomotif nomor satu di dunia, tak terlepas dari upaya mengurangi emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor.
Langkah pemerintah salah satunya adalah penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) yang digunakan secara pribadi oleh warganya, maupun bagian dari sarana transportasi massal.
Dikutip dari Reuters, Shanghai di China sebagai ibu kota bisnis Negeri Tirai Bambu yang terus menetapkan langkah-langkah pengurangan emisi. Selain penggunaan KBL untuk transportasi pribadi dan massal, ada satu lagi kebijakan. Yaitu wacana untuk menghapus truk diesel kelas bawah mulai 2022.
Ada sekitar sekitar 120 ribu truk bertenaga diesel kelas bawah yang bisa dikurangi penggunaannya mulai 2022. Demikian bunyi laporan web pemerintah pusat pada Senin (30/9/2019).
Baca Juga: 5 Kabar Hits Otomotif Pagi: Mobil Sakti Deddy Corbuzier, Angguna Surabaya
Akhir tahun lalu, Kota Shanghai memiliki 120 ribu truk diesel kategori "tiga produk nasional". Jumlahnya sebesar 2,9 persen dari total armada kendaraan terdaftar di kota ini. Sumbangannya atas kualitas udara adalah menyemburkan 30 persen total emisi nitrogen oksida di kota, ditambah 46 persen partikel.
Sehingga, mulai 1 April 2020, pemerintah Shanghai akan melarang truk-truk diesel yang berpolusi agar tidak beroperasi di jalan raya tertentu di kota . Lalu secara bertahap akan diterapkan di bagian terluar di sekitar metropolitan, demikian seperti dikutip dari surat kabar resmi Shanghai, Liberation Daily.
Subsidi akan diberikan kepada operator truk yang bisa berhenti mengoperasikan kendaraan lebih cepat dari jadwal, dengan nominal berkisar antara 3 ribu Yuan (sekitar Rp 600 ribu) hingga 116 ribu Yuan (Rp 2,3 juta) per kendaraan tergantung pada tonase.
Baca Juga: Warganya Gemar Otomotif, Hal Ini Akan Dilakukan Wali Kota Tangerang