Suara.com - Aksi unjuk rasa menolak UU KPK dan RUU KUHP di depan Kompleks DPR/MPR/DPD RI Senayan Jakarta pada Selasa (24/9/2019) menimbulkan kondisi tak biasa bagi para pengguna jalan raya. Soal kemacetan, memang sudah biasa, mayoritas terjadi di jam-jam sibuk, yaitu office hours serta jam pulang kantor.
Namun bagi pengguna roda dua, suasana beda dirasakan kemarin, termasuk dari pantauan Suara.com yang merasakan perih di mata akibat terkena efek gas air mata. Ruas jalan menuju Kompleks DPR/MPR/DPD RI padat hampir tak bergerak.
Sementara itu juga tampak pemandangan beberapa mahasiswa dengan bagian bawah kelopak mata dioles pasta gigi, yang terkapar kelelahan di kawasan Stadion Olah Raga Utama Gelora Bung Karno, Mall FX Sudirman dan Masjid Al-Bina.
Kontras adalah suasana ruas jalan tol dalam kota yang kosong tanpa ada kendaraan melintas karena ditutup atau tidak difungsikan. Beberapa driver ojek online atau ojol terlihat melakukan aksi jungkir balik sampai bermain sepak bola!
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Demo Pakai BMW, Sebastian Vettel Naik Motor
Dikutip dari kantor berita Antara, sejumlah driver ojol menyatakan tidak dapat melayani pesanan saat terjadi aksi unjuk rasa mahasiswa.
Seperti yang dituturkan Muzakki (56), bahwa saat terjadi aksi unjuk rasa, pesanan meningkat akan tetapi tidak bisa dilayani.
"Gimana mau layani kalau jalanannya macet ditutup karena demo," tukasnya.
Lebih lanjut dikatakan Muzakki bahwa saat aksi unjuk rasa berlangsung, banyak ruas jalan yang ditutup atau mengalami kemacetan, sementara driver ojol ditargetkan melayani paling sedikit 20 penumpang atau layanan setiap hari.
Bila ingin meraih bonus, harus bisa menutup 30 poin atau melayani sebanyak 30 pesanan. Nilai bonus ini adalah Rp 180 ribu. Sementara bila target 20 penumpang tercapai, driver ojol mendapatkan penghasilan Rp 200 ribu.
Baca Juga: Top 5 Kabar Otomotif Pagi: Koleksi CR7 Sampai Spiderman Memaafkan
"Jadi total yang didapatkan adalah Rp 480 ribu," ujar Muzakki.