Suara.com - Produsen otomotif dunia terus bergerak untuk mengembangkan mobil listrik. Namun masih terbatasnya infrastruktur, dalam hal ini terutama adalah stasiun pengisian ulang baterai Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) masih menjadi masalah tersendiri.
Dampaknya, harga jual mobil listrik masih sangat mahal. Hal ini diakui oleh Isao Sekiguchi, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia saat berbincang dengan Suara.com bahwa persoalan tingginya harga mobil listrik andalan mereka, Nissan LEAF disebabkan karena baterai. Pasalnya untuk body sampai interior, materail yang digunakan bukanlah untuk peruntukan mobil mewah.
Dengan masih tingginya harga KBL, hal ini menjadi pertimbangan bagi calon konsumen yang ingin beralih menggunakan mobil ramah lingkungan itu.
Baca Juga: Wah, Hotman Paris Sindir Pemilik Mobil Mewah Tunggak Pajak
Tak heran, Ralf Speth, Chief Executive Officer (CEO) Jaguar Land Rover (JLR) memprediksi harga mobil listrik bakal tetap tinggi setidaknya antara tiga sampai lima tahun ke depan.
Ralf Speth mengatakan, kurangnya infrastruktur membuat ketersediaan lokasi pengisian daya baterai terbatas. Akhirnya pabrikan harus memilih baterai berkapasitas besar dengan biaya yang tidak murah.
"Saya harap ada perbaikan infrastruktur. Harga mobil listrik tinggi karena memang baterainya besar. Jika banyak terdapat stasiun pengisian daya, pasti harga mobil listrik akan turun," kata Ralf Speth seperti dikutip dari Motor1.
Lebih lanjut, Ralf Speth meyakini, mobil listrik akan menjadi kendaraan masa depan dunia. Oleh karena itu dibutuhkan infrastruktur yang memadai.
"Kami butuh lebih banyak stasiun pengisian daya dengan fitur fast-charging. Ini penting untuk menyambut masa depan yang lebih efisien dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Baca Juga: Viral Motor Pakai Flying Fox untuk Seberangi Sungai, Camat Turun Tangan
Seperti diketahui, Jaguar sendiri sebenarnya juga sudah memasarkan mobil listrik bernama Jaguar I-Pace. Harganya mencapai Rp 1,3 - 1,7 miliar untuk pasar Inggris.