Suara.com - Kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan atau karhutla telah memberikan dampak kualitas udara dan visibilitas atau jarak pandang di beberapa kota di Indonesia. Mata dan pernapasan terganggu, begitu pula aktivitas mengemudi sehari-hari.
Dalam menyikapi kondisi kabut asap, sebaiknya aktivitas menyetir atau mengemudi dikurangi, karena membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan raya lainnya.
Akan tetapi bila mesti dilakoni, hendaknya menyimak wacana yang dikutip dari Car and Bike, serta Auto NDTV berikut ini. Bagikan kepada anggota keluarga dan kerabat, agar mereka juga melakukan langkah aman bagi diri sendiri pun sekitar.
Langkah-langkah mengemudi dalam kondisi paparan kabut asap:
Baca Juga: Top 5 Kabar Otomotif Pagi: Koleksi CR7 Sampai Spiderman Memaafkan
1. Jangan pernah gunakan lampu hazard
Sesuai fungsinya sebagai lampu darurat, hazard hanya digunakan dalam kondisi kendaraan berhenti. Memasangnya dengan dalih agar pengemudi lain melihat kehadiran mobil Anda malah membahayakan, karena mereka tidak bisa mendapatkan informasi, apakah kendaraan di depannya akan bergerak ke kiri atau ke kanan.
2. Gunakan lampu kabut atau nyalakan lampu utama low beam
Gunakan lampu kabut dan atur posisi penerangan lampu utama low beam, bukan kebalikannya, high beam. BIla disetting pada posisi tinggi, kabut bakal memantulkan sinar cahaya kembali ke pengemudi yang sejajar pandangan rata-rata. Hal ini berpotensi menyilaukan mata dan semakin memperburuk visibilitas.
Pemakaian low beam memantulkan cahaya lebih pendek sekaligus menjadi cara terbaik untuk memperingatkan mobil di belakang Anda. Dan jangan lupa nyalakan sign lamp saat hendak berbelok.
Baca Juga: Lebih dari 30 Orangutan Terpapar Kabut Asap, Diobati Pakai Nebulizer
3. Sediakan ruang cukup bagi kendaraan depan dan belakang