Suara.com - Sebagai wujud rasa syukur dan pembersihan diri, masyarakat Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaliantan Timur melangsungkan tradisi Belimbur yang merupakan bagian dari Festival Erau. Teranyar, beredar video pemotor yang terjatuh bahkan mendapat intimidasi, saat kegiatan Berlimbur dilangsungkan.
Hal tersebut pun menuai komentar negatif dari warganet. Cukup banyak yang bertanya-tanya, mengapa kegiatan tradisi Belimbur sampai mengganggu pengendara motor yang melintas.
Melalui jejaring Facebook, warganet bernama Wawan mengunggah beberapa video yang memperlihatkan pemotor yang jatuh karena disiram air.
"Menurut Saya, kejadian ini (dalam video) sudah lebih dari layak untuk diproses secara hukum. Sependek pengetahuan Saya, pihak penyelenggara (Kesultanan) sudah menyampaiakan imbauan melalui media sosial dan media cetak, agar kegiatan Belimbur dilakukan dengan santun, tanpa kekerasan, menggunakan air bersih, tidak ada tindakan asusila, tidak boleh memaksa pengguna jalan lain, tidak boleh menyiram anak-anak apalagi balita, dsb," katanya.
Baca Juga: Biar Istirahat Puas, 5 Kebiasaan agar Rumah Selalu Bersih saat Pulang Kerja
Sementara pada video yang diunggah Wawan, beberpa pengendara motor jadi bulan-bulanan massa, bahkan ada yang sampai terjatuh karena kaget disiram air.
Pada video lain juga terlihat pengendara motor yang dipukul dengan tangan kosong hingga dengan baskom.
Sebagai informasi, tradisi Belimbur merupakan puncak acara dari Festival Erau.
Aksi tak terpuji warga masyarakat terhadap pengendara motor yang sedang melintas pun menuai komentar negatif dari warganet.
"Masa orang lagi lewat disiram? Kalo mau ya di lapangan, kasihan kalau nanti orang jatuh siapa yang tanggung jawab?" Kata Idrus.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Insiden Pelemparan Bus Persib, Jakmania: Buktikan Saja!
"Mungkin dulu tradisinya nggak sampai segitunya. Tapi orang-orang sekarang merusak tradisi itu dengan cara berlebihan dan melakukan kekerasan..." Ujar Uut.