Setelah Maleo, Inikah Harapan Tentang Kebangkitan Mobil Nasional?

Jum'at, 13 September 2019 | 08:00 WIB
Setelah Maleo, Inikah Harapan Tentang Kebangkitan Mobil Nasional?
Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Soal Indonesia ingin berjaya memiliki mobil nasional atau mobnas sendiri, sejatinya telah dimulai sejak lama. Yaitu saat BJ Habibie masih menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi atau Menristek. Beliau adalah inisiator program Mobil Masyarakat Murah yang diberi nama Maleo.

Dikutip dari kantor berita Antara, projek mobnas bernama "Maleo" ini marak dibicarakan sejak 1994. Saat itu Komisi X DPR mengusulkan kepada Menristek BJ Habibie agar membuat mobil sendiri, dengan berpijak kepada industri pesawat terbang yang telah berkembang pesat terlebih dulu.

Foto dokumentasi Presiden ketiga RI, BJ Habibie menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017). (Antara)
Presiden ketiga RI, BJ Habibie menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017) [ANTARA Foto].

Usulan DPR ini kemudian disampaikan BJ Habibie kepada Presiden Soeharto. Menurut mendiang, Pak Harto tidak berkeberatan karena bakal menjadi salah satu perwujudan aspirasi masyarakat.

Rancang Bangun

Baca Juga: Top 5 Kabar Otomotif Pagi: Frankfurt Motor Show Sampai Mobil Baru

Mobnas Maleo dikembangkan oleh 83 insinyur serta ahli teknik dari Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang mencakup Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), PINDAD, Lembaga Elektronika Nasional (LEN), INTI, BARATA, serta Krakatau Steel. Sementara rancang bangunnya disiapkan oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) bersama Australia.

Mobil rancangan BJ Habibie yang bernama Maleo. (mobilmotorlama.com)
Mobil rancangan BJ Habibie yang bernama Maleo. (mobilmotorlama.com)

Hasilnya adalah sedan kekuatan 80 tenaga kuda, menggunakan mesin Orbital dari Australia, dengan spesifikasi tiga silinder dan kubikasi 1.200 cc. Sementara materialnya banyak menggunakan "thermostat"--bahan plastik antikarat.

Proses rekayasa mobnas ini terus berjalan untuk mendapatkan mobil bertipe kecil yang hemat bahan bakar dengan kapasitas mesin 1.000 cc. Dan BJ Habibie menyebutkan bahwa mesin Orbital dinilai hemat BBM dan tidak mencemari lingkungan atau dengan kata lain ramah lingkungan.

"Nantinya harga jual di bawah 20 juta rupiah. Mobil seperti ini banyak dibutuhkan keluarga," papar BJ Habibie saat itu.

Soal Komponen Lokal

Baca Juga: Projek Tanggap Bencana dari Sektor Otomotif Ini Bagus Diterapkan

Harapan Menristek atas Maleo sebagai program unggulan adalah bisa meluncur di pasar nasional pada 1998. Sehingga rancangan rampung pada April 1997, dan prototipe mulai diuji coba. Sebanyak 60 unit mobil Maleo akan diproduksi untuk tahap ini. Adapun kandungannya, 60 persen komponen lokal, dan 40 persen memanfaatkan teknologi Australia dan Inggris.

"Kenapa namanya Mobil Nasional, ya  apalah arti sebuah nama, yang penting ini hasil karya nyata putera-putera Indonesia," jelas BJ Habibie saat itu sambil menyatakan bahwa di masa dengan Maleo akan berbahan bakar hidrogen, tidak lagi bensin.

Untuk kepemilikan sahamnya, BPIS memiliki 30 persen saham perusahaan pembuat mobnas Maleo, sedangkan 70 persen sisanya dimiliki swasta dengan nilai masing-masing unit saham ditawarkan 100 hingga 1.000 dolar Amerika Serikat (AS).

Swasta yang dimaksud adalah perusahaan industri komponen nasional yang didorong pertumbuhannya melalui program mobnas. Ini mengingat bahwa pengembangan mobil nasional bisa dilakukan oleh perusahaan swasta, sehingga BPIS sebagai lembaga nondepartemen lebih memusatkan perhatiannya kepada industri yang benar-benar strategis seperti pesawat udara, kereta api, dan senjata.

Laman berikutnya adalah soal pupusnya Maleo oleh projek otomotif lain.

Munculnya Timor dan Lengsernya Pak Harto

Saat Maleo tengah digarap, pihak swasta yaitu PT Timor Putra Nasional muncul menunjukkan projek mobil Timor. Perusahaan milik Tommy Soeharto ini diberi hak oleh pemerintah untuk memproduksi mobnas, bekerja sama dengan pabrik mobil Kia dari Korea Selatan. PT Timor memperoleh pembebasan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PpnBM).

Mobil nasional ini ternyata sanggup derek truk mogok. (Facebook/Sam Chaka Whijhayha)
Mobil nasional  Timor. Sebagai ilustrasi (Facebook/Sam Chaka Whijhayha)

Sebagai imbalan atas perlakuan khusus itu, PT Timor milik Tommy Soeharto diwajibkan menggunakan komponen lokal mulai 1996 hingga 1998 secara bertahap dari 20 persen, 40 persen hingga 60 persen.

Kewajiban menggunakan komponen lokal ini diharapkan mampu mendorong industri nasional untuk menghasilkan berbagai peralatan yang dibutuhkan industri otomotif.

"Jangan sampai mematikan industri lokal yang sudah membuat komponen yang sama," wanti BJ Habibie.

Namun belum lagi industri mobil nasional berkembang, pada 1997 produksi Timor dihentikan karena krisis moneter, serta lengsernya Presiden Soeharto. Dan sayangnya, niatan BJ Habibie yang menjabat sebagai Kepala Negara menggantikan Presiden Suharto mulai 21 Mei 1998 tentang Maleo tidak pernah terwujud. Bahkan hingga beliau mengembuskan napas terakhir pada Rabu (11/9/2019) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta karena usia dan gagal jantung.

Esemka Sebagai Kelanjutan Cita-cita akan Mobil Nasional

Meski cita-cita BJ Habibie soal mobil nasional atau mobnas belum tercapai, sampai kini, kebangkitan produk sendiri ini masih terus didengungkan. Prototipe serta produksi mobil Esemka diyakini akan mampu membangkitkan industri otomotif nasional.

Mobil Esemka. (Suara.com/Ari)
Mobil Esemka [Suara.com/Ari].

Berlokasi di Solo, Esemka adalah akronim dari PT Solo Manufaktur Kreasi. Presiden Joko Widodo meresmikan manufaktur serta peluncuran mobil pickup Esemka Bima di Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (6/9/2019).

Mungkinkah Esemka akan menjadi realisasi dari mimpi Habibie?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI