Suara.com - Sebelum Suara.com memegang kemudi sendiri dalam test drive New Nissan LEAF, instruktur sekaligus co-driver memberikan petunjuk switch on dan off mesin. Saat tombol berada di posisi on, kondisi kabin tetap senyap.
Begitu pula saat kaki sudah menjejak pedal. Bahkan saat mencoba akselerasi yang hasilnya mantap. Kabin tetap senyap, kecuali suara dari blower pendingin udara atau AC.
Ada rasa kehilangan dengan tidak munculnya raungan mesin seperti biasanya—yang bagi sebagian pengguna mobil terasa wow banget?
Jujur saja, ya. Apalagi bila sudah menyebut kata “rpm”, “rev engine”, alias putaran mesin.
Baca Juga: Bermobil Keliling Bhutan, Jangan Lupa Lokasi Nikahan Seleb dan Suvenir
Namun uniknya, kondisi tanpa suara juga mengidentifikasikan ketiadaan aktivitas ruang bakar! Di sinilah uniknya. Bila kita terbiasa menyatakan kapasitas ruang bakar dengan "cc" atau "liter", kini kita menyebut "NEDC". Kependekan dari New European Driving Cycle, satuan pengukuran yang digunakan untuk menilai tingkat emisi mesin mobil dan ekonomi bahan bakar pada mobil penumpang.
Masayuki Ohsugi, General Manager Research and Development PT Nissan Motor Indonesia memaparkan bahwa kunci senyapnya kompartemen mesin New Nissan LEAF terletak pada e-powertrain.
"Sistem e-powertrain New Nissan LEAF 30 persen lebih senyap dibandingkan dengan sistem hybrid pada umumnya, mampu menghasilkan luaran daya 110 kW, atau lebih besar dibandingkan Nissan LEAF generasi sebelumnya," papar Masayuki Ohsugi dalam workshop Nissan di pergelaran Indonesia Electric Motor Show atau IEMS 2019.
Jantung dapur pacu New Nissan LEAF dihuni baterai Lithium Ion terlaminasi dengan kepadatan energi 67 persen lebih banyak dibandingkan milik Nissan LEAF generasi pertama atau versi 2010, tanpa penambahan bobot maupun dimensi.
Baca Juga: Lima Alasan, Mengapa Charles Leclerc Layak Jadi Idola Baru di F1
Demikian pula materi elektroda juga mengalami penyempurnaan berdasar rumusan kimia baru, hingga durabilitas atau kemampuan digunakan menjadi lebih tinggi.