Suara.com - Hal apa yang paling asyik dari perjalanan berkendara atau naik mobil? Tentunya bisa lebih dekat dengan masyarakat setempat karena bisa mampir atau berhenti setiap kali ingin. Inilah pengalaman unik saat bepergian ke Bhutan, negara yang diberi julukan The Land of The Thunder Dragon.
Kami menuliskannya dalam bentuk serial empat kali, dan kini adalah babak penutup. Membuat terharu namun malah mengundang senyum geli. Pasalnya ada cendera mata khusus yang bagi kaum Hawa terasa "nggak banget" namun highly recommended bagi kaum Adam. Namun di atas perbedaan itu, warga setempat menganggapnya sebagai sumber kesuburan lagi pelindung keselamatan. Jadi bila bermobil, mereka menggunakannya sebagai gantungan di kaca spion kabin.
Sementara itu, Olimpiade 2020 sudah di depan mata. Kita bisa mengulik sekiranya apakah yang hendak disampaikan penyelenggara dalam menyodorkan pesta olah raga paling akbar di dunia dengan pesan ramah lingkungan?
Dan beberapa berita unik lainnya, termasuk plesetan bila nama-nama manufaktur mengingatkan pada sekolah menengah.
Baca Juga: Projek Tanggap Bencana dari Sektor Otomotif Ini Bagus Diterapkan
Langsung saja silakan menuju tautan berikut ini:
1. Jelang Olimpiade 2020, Begini Bocoran Sektor Otomotifnya
![Suasana di sebuah ruas jalan umum Tokyo, Jepang. Tampak kendaraan swakemudi produksi Nissan tengah melakukan pengujian [Dok. Nissan].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/10/28/43965-mobil-swakemudi-nissan-diuji-di-jalan-umum-tokyo.jpg)
Bagaimana persiapan sektor otomotif dalam menyambut Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang? Isao Sekiguchi, President Director PT Nissan Motor Indonesia berbagi informasi menyoal peran pemerintah atas mobil listrik.
Pertama-tama ia menyorot soal insentif yang diberikan pemerintah Indonesia bagi pengadaan dan penggunaan mobil listrik. Tepatnya Peraturan Presiden tentang percepatan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).
Baca Juga: 5 Best Kabar Otomotif Pagi: Makna LEAF dan Penerapan Ganjil Genap
2. Kocak Abis, Ini Jadinya Jika Sekolah Menengah Selain SMK Ikut Bikin Mobil
![Deretan mobil dengan merek mirip jenjang sekolah menengah. (Twitter/@ridwanhr)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/10/61263-deretan-mobil-yang-mereknya-seperti-jenjang-sekolah-menengah.jpg)
Kehadiran mobil Esemka memang membuat heboh. Mobil yang mulanya merupakan 'proyek' anak sekolah tersebut menyita perhatian publik pecinta otomotif.
Mengenai pemilihan nama mobil tersebut, nama Esemka diambil dari singkatan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang merupakan cikal bakal munculnya mobil tersebut.
3. Projek Tanggap Bencana dari Sektor Otomotif Ini Bagus Diterapkan
![Kabin Nissan LEAF dalam kondisi power on atau switch on engine, tanpa suara sama sekali, tetap hening dan senyap [Suara.com/ukirsari].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/10/56288-kabin-nissan-leaf.jpg)
Berbincang zaman now, menciptakan sebuah wahana atau peranti multi guna terasa manfaatnya. Hal ini bisa terasa, antara lain, bila menilik sosok sedan hatchback 5-seater Nissan LEAF. Sebuah akronim dari Leading, Environmentally friendly, Affordable, Family.
Yup, karena mobil ini tak dirancang melulu buat mengaspal di jalan raya, namun bisa digunakan dalam kondisi darurat saat terjadi bencana alam.
4. Perluasan Ganjil Genap, Jangan Pakai Nomor Pelat Abal-abal
![Mengganti pelat nomor Polisi. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/06/04/85183-ganti-nomor-polisi.jpg)
Melaju di jalan raya dan memasuki kawasan yang menerapkan aturan ganjil genap serta perluasannya, sebaiknya perhatikan hal berikut. Seperti menggunakan pelat nomor kendaraan sesuai penanggalan hari itu, juga keaslian penomorannya.
Polisi memang tak sebatas melakukan pengecekan atas pelat nomor kendaraan semata. Namun meninjau keabsahan pelat, seperti berdimensi sesuai persyaratan, tipografi atau penulisan angka, sampai kesesuaian nomor seperti tertera di STNK.
5. Bermobil Keliling Bhutan, Jangan Lupa Lokasi Nikahan Seleb dan Suvenir
![Para remaja putri Bhutan dalam sebuah perhelatan pernikahan di Thimphu [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/10/11195-bhutan-16.jpg)
Bicara soal Bhutan, Land of The Thunder Dragon atau Druk Yul dalam bahasa setempat, pasti teringatlah pada "Indeks Kebahagiaan" setiap warganya, sampai betapa mahalnya visa atau perizinan untuk berlibur di negara ini.
Seperti telah dituliskan di artikel-artikel sebelumnya, untuk masuk ke Bhutan saya mesti membayar visa dan biaya akomodasi dan transportasi sebesar 200 - 300 dolar Amerika Serikat per hari. Juga harus "dikawal" oleh driver Rinchen, serta pemandu wisata Kindey Duba karena sebagai wisatawan, saya tidak diperkenankan bepergian sendiri. Dan kelengkapan pembiayaan mesti sudah dituntaskan sebelum kita sampai di negara ini.