Suara.com - Setelah berjalan kaki memasuki lorong kecil yang hanya mampu memuat satu orang dewasa, seperti berada dalam labirin di tengah belantara hutan beton Jakarta, sampailah kami di sebuah sekolah yang ditujukan bagi anak-anak usia dini. Dimensinya juga mungil: bangunan untuk kebutuhan belajar mengajar itu hanya seukuran kamar tidur single.
Begitupun, wajah-wajah ceria dan semringah anak-anak berusia sekitar tiga sampai enam tahun itu menghangatkan hati. Mereka duduk di kursi-kursi plastik mini. Beberapa di antaranya bahkan dengan berani menggandeng kami, tangan-tangan manusia dewasa yang mengunjungi tempat mereka belajar.
Bahkan seorang anak perempuan berkebutuhan khusus yang biasa dipanggil sebagai Marsha, karena mengingatkan kepada tokoh seri film kartun anak-anak: Marsha and the Bear tanpa perlu melihat wajah di sekitar, sudah menggenggam jari telunjuk Suara.com erat-erat. Seakan, tanpa ungkapan lisan, ia telah menganggap kami sebagai bagian dari teman-teman mereka.
Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: KBL Tembus 1.000 Unit, Bus MAB Banyak Dipesan
Kegiatan kick off revitalisasi gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cinta Bangsa yang beralamat di Jalan Bunga Rampai RT 011/RW 03 Kelurahan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada hari ini, Jumat (6/9/2019) adalah rangkaian dari projek Corporate Social Responsibility (CSR) Asuransi Astra yang bertajuk #PijarIlmu. Sebelumnya, program revitalisasi #PijarIlmu juga telah dilakukan di Medan, di mana Suara.com ikut serta di tim jurnalis. Kemudian sesi berikutnya di Desa Watu Kawula, Tambolaka, Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan saat ini tengah bergulir serangkaian kick off di beberapa titik di ibu kota Jakarta, di mana Suara.com memilih ikut serta di kawasan Jakarta Selatan.
Dalam seremoni kick off revitalisasi PAUD Cinta Bangsa, Ita Marlina, selaku kepala sekolah memaparkan bahwa lokasi belajar mengajar ini berawal pada 2012, di ruang tamu kediamannya yang hanya berjarak beberapa langkah dari lokasi sekarang.
Mengingat terjadinya penambahan anak didik, akhirnya ia berinisiatif menggunakan kontrakan milik sang mertua di samping rumah dan sejak itulah, murid PAUD Cinta Bangsa berkembang. Dimulai dari 10 anak, menjadi 15, 20, 40, dan saat ini menampung 18 siswa dengan dua orang di antaranya memiliki kebutuhan khusus.
"Mereka adalah sosok-sosok bersemangat, meski datang dari latar belakang berbeda, mulai anak dari penyedia jasa ojek, kuli bangunan, bahkan yang sejak lahir tidak didampingi ayah," kisah Ita Marlina, dengan latar belakang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dari Dinas Sosial dan menyatakan telah terbiasa dengan bekerja sebagai relawan.
"Bagi anak keluarga mampu kami berikan biaya pendidikan sebesar Rp 50 ribu per bulan, digunakan untuk mencetak majalah kegiatan mereka, honor pengajar sebanyak empat guru, serta penyediaan makanan bagi anak-anak ini, sampai dijemput orang tua," imbuhnya sembari menyatakan tersedia dua kelas, yaitu Kelas A (usia 2,5 - 4 tahun) dan Kelas B (4,5 - 6 tahun).
Baca Juga: Top 5 Otomotif Pagi: Pameran KBL, Simpati Buat Ojol Kemalingan
Laman berikut adalah pentingnya peran PAUD dalam membentuk pribadi seorang anak dan serunya pengalaman menjadi volunteer.