Suara.com - Banyak bengkel nakal yang seenaknya mematok harga, namun memberikan part alias suku cadang yang jelek. Seperti yang dialami pemotor Prasetyo Donny yang tekor hampir Rp 400 ribu, karena jadi korban bengkel nakal di Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Lewat jejaring Facebook, Prasetyo Donny membagikan pengalaman tak mengenakkan yang tak hanya merugiakn secara materiel, tapi juga rugi waktu dan membahayakan dirinya.
"Awal kejadian motor Saya mogok di daerah Puncak, Bogor, sekitar pukul 20.30. Kondisi motor ngebul sektiar mesin dan bau kampas angus. Mungkin karena kondisi jalan macet parah pas ada acara pawai obor kemarin," buka Prasetyo.
Ia melanjutkan "Singkat cerita, motor Saya tinggal di rumah warga setelah nyerah karena nyoba nyetut dan narik pakai tali nggak kuat di jalur Puncak yang menanjak. Besok pagi baru nyari bengkel buat servis sampai dapet rekomendasi bengkel dari orang sekitar ke bengkel S** tersebut,"
Baca Juga: Siap Melaju Pada 2020, Bus Listrik MAB Sudah Dipesan Ratusan Unit
Setibanya di bengkel, motor Yamaha Byson milik Prasetyo langsung dibongkar untuk mencari tahu sebab permasalahannya.
Prasetyo Donny mengaku agak curiga dengan bengkel tersebut "Emang awalnya Saya agak curiga karena montir sempat ngamplas kampas kopling yang hangus. Tapi di situ Saya mencoba berpikir positif dan nggak kepikiran bakal dikibulin,"
"Motor kelar dikerjain, dan melakukan pembayaran dengan rincian biaya servis; kampas kopling orisinal Rp 270 ribu, ganti oli (Yamalube Sport) Rp 55 ribu, biaya pasang Rp 30 ribu. Total Rp 355 ribu," beber Prasetyo Donny.
Di situ ia mengaku kaget saat mendengar harga kampas kopling yang mencapai Rp 270 ribu "Saya nyesek pas dengar kampas kopling dihargain Rp 270 ribu. Biasnya beli kisaran Rp 150 - 170 ribu tapi karena saat itu maklum di daerah wisata, ya Saya berlalu aja bayar semuanya daripada motor nggak jalan,"
Keanehan baru dialami saat perjalanan pulang menuju Jakarta "Seperti biasa lewat jalur Sentul, waktu jalan kira-kira dua kilometer, motor terasa ngeden dan satu kilometer berikutnya, pas nanjak motor bener-bener nggak bisa digas. Saya berpikir buat balik lagi ke bengkel itu, tapi kondisi motor berat bagnet distut (didorong) atau ditarik pakai tali...apalagi kondisi jalan menanjak dan menurun. Akhirnya Saya memutuskan untuk pinjam motor teman dan balik ke bengkel,"
Baca Juga: Belum Pantas Masuk Tanah Air, Mobil Otonom Tak Bisa Deteksi Motor?
"Saya ajak montir buat benerin motor, tapi di situ Saya sama istri malah debat dan bengkel nggak mau tahu dan nggak mau bertanggung jawab," katanya.