Suara.com - Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) menyatakan bahwa selain menyiapkan produk dan teknologi untuk mendapatkan penetrasi yang optimal, juga dibutuhkan kesiapan pasar dalam menyambut kendaraan bermotor listrik (KBL).
"Perpres (Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019) tentu mampu mendorong pertumbuhan pengadaan KBL dan teknologinya, akan tetapi lebih optimal apabila pasar juga disiapkan. Artinya harus ada yang memikirkan tingkat marketability, dengan begitu akan ada kecocokan yang tepat antara produk yang disediakan dengan kebutuhan pasar sehingga penetrasinya sempurna," kata Fransiscus Soerjopranoto kepada Suara.com.
Lebih jauh, lelaki yang akrab disapa Suryo ini menyatakan, berdasarkan pengalaman sebagai Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia yang kurun 10 tahun ini sudah memasarkan KBL berjenis Hybrid Electric Vehicle (HEV), di Indonesia sendiri penetrasinya belum cukup tinggi.
Artinya ada sebuah tantangan besar untuk mencapai target roadmap di 2025 dengan optimal.
Baca Juga: Top 5 Otomotif Pagi: Serunya Mobil Presiden, Pemotor Dilarang Merokok
"Hingga saat ini, setidaknya sudah ada lebih dari 5.400 pengguna jenis kendaraan KBL di Indonesia dan ini masih cukup rendah, di mana setidaknya mungkin bahkan tak sampai satu persen dari total kendaraan yang ada. Jadi rasanya apabila kita bisa siapkan pasar setidaknya selama setahun ini, maka pada saat nanti dimulainya era KBL penetrasi dan penerimaannya akan lebih optimal," jelas Suryo.
Meneruskan pengalaman sebelumnya, menurut Fransiscus Soerjopranoto cara paling mudah adalah mengeliminasi sejumlah kekhawatiran konsumen akan KBL.
"Benar bahwa KBL akan memberikan benefit seperti running cost yang murah dan juga perawatan yang lebih mudah, namun jangan lupa masih ada beberapa kekhawatiran seperti harga yang relatif tidak murah, kesiapan infrastruktur di berbagai daerah, kemudahan penggunaan seperti charging yang cepat dan beberapa yang lain," ungkapnya.
Terakhir Fransiscus Soerjopranoto mengungkapkan, salah satu yang menjadi tugas APM adalah mampu menciptakan marketability level yang baik antara pilihan produk dan kebutuhan.
Di mata rantai industri ini, APM berada di tengah-tengah antara produsen dan market, tuturnya, sehingga kedepannya penting untuk dapat memilih dengan tepat produk dan teknologi KBL yang sesuai dengan kebutuhan market.
Baca Juga: Top 5 Berita Otomotif Pagi: Vlogger Halau Pemotor, Cara Tagih Utang
Menurut lelaki berperawakan tinggi besar ini, menyiapkan pasar caranya bisa bermacam-macam.
"Selain tentunya memberikan banyak informasi agar tingkat pengetahuan terhadap KBL baik, penyiapan infrastruktur pendukung dan jaringan layanan akan sedikit banyak membantu mengurangi kekhawatiran. Satu lagi adalah program benefit yang juga bisa menjadi pemancing sehingga akan jelas terasa perbedaan bagi pengguna KBL dan kendaraan biasa," tutupnya.