Suara.com - Bagi para penyuka The King of Fruits alias buah durian, nama "Ucok Durian" di Medan pastilah menjadi sebuah destinasi yang pantang dilewatkan. Beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim No 30-32, Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, tempat ini buka 24 jam. Tempat parkirnya selalu sesak dengan deretan sepeda motor serta jajaran mobil.
Sang empunya, biasa disapa Bang Ucok, bernama asli Zainal Abidin Chaniago, dan menyatakan bahwa tempat usahanya telah hadir sejak 34 tahun silam.
"Saya memulai kegiatan berdagang sejak usia 12 tahun. Yah, hitung-hitung berbisnis, dengan lahan terbatas, dahulu tempat ini digunakan sebagai lokasi parkir," kenangnya.
Baca Juga: Top 5 Berita Otomotif Pagi: Vlogger Halau Pemotor, Cara Tagih Utang
"Dan berkat keuletan, pasokan durian dari berbagai daerah sekitar Sumatera Utara, ditambah terus belajar, akhirnya saya menjadi seperti inilah: ahli mencium," tukasnya sembari berkelakar.
Artinya, dengan mengandalkan indera penciumannya, Bang Ucok bisa mengenali jenis-jenis durian, tingkat kematangan, sampai prediksi fisik, dan cita rasanya. Yang ia pilah menjadi lima macam: yaitu rasa manis, pahit, legit, kering, dan basah.
Dari hasil indera penciumannya sebagai detektor itulah, Bang Ucok memberikan rekomendasi sesuai keinginan tamu. Bila durian akan dibawa sebagai oleh-oleh atau buah tangan, hendaknya memilih jenis kering. Sehingga saat tiba untuk disantap, daging masih kenyal, tidak lembek atau mengarah ke pembusukan.
"Harga "Ucok Durian" di Medan ini variatif, mulai Rp 25.000, Rp 50.000, sampai Rp 100.000, dengan garansi, bila tidak enak, konsumen tak perlu membayarnya," jelas Bang Ucok di sela kesibukannya memilih, memilah, serta membelah durian, dan menunjukkan ragam penampakannya kepada Suara.com.
Dan di tengah kesuksesan kedai durian miliknya, dengan side dish pancake durian, es krim durian, serta roti cane, Bang Ucok menyatakan keberlangsungan pasokan duriannya bergantung kepada sektor otomotif.
Baca Juga: 5 Kabar Seru Otomotif dalam Sepekan
Yup, karena berprofesi berdagang durian tanpa memiliki kebun tersendiri, andalan Bang Ucok adalah pikap para pengantar Si Raja Buah itu. Sekaligus ia menyatakan, bahwa dengan sistem membeli kepada petani ini, istilahnya adalah berbagi rezeki: mereka menanam dan memetik buahnya, sementara Bang Ucok bertugas menjajakan.