Suara.com - Para menteri dalam kabinet baru Presiden Joko Widodo jabatan 2019-2024 akan menggunakan Toyota Crown 2.5 HV G-Executive sebagai mobil dinas baru, demikian diumumkan Kementerian Sekretariat Negara, Jumat (23/8/2019).
Pemerintah akan membeli 101 unit Toyota Crown 2.5 HV G-Executive untuk para menteri serta pejabat setara menteri di kabinet Jokowi periode 2019 - 2024.
Toyota Crown 2.5 HV G-Executive, yang diproduksi di Jepang, diketahui tidak dijual di Indonesia oleh PT Toyota Astra Motor (TAM), agen pemegang merek mobil Toyota di Indonesia. Karena jangan heran jika kita tidak akan menemuinya dipajang di diler-diler resmi Toyota di Tanah Air.
Lalu seperti apa spesifikasi mobil baru dari para menteri kabinet kerja Jokowi ini?
Baca Juga: Sah! Mercedes Benz S600 Guard Bakal Jadi Mobil Baru Jokowi
Toyota Crown 2.5 HV G-Executive merupakan sebuah sedan mewah memiliki panjang 4.910 mm, lebar 1.800 mm, dan tinggi 1.455 mm. Sementara, jarak sumbu rodanya 2.920 mm. Ia menggunakan transmisi CVT dan sistem penggerak all wheel drive.
Sesuai dengan kodenya HV (Hybrid Vehicle), mobil ini menggunakan mesin bersistem hybrid THS II, yang memadukan mesin bensin 4-silinder berkapasitas 2.487 cc dengan motor listrik yang dipacu baterai nickel-metal hydride.
Interiornya berkelas, dengan ciri ruang yang lapang baik untuk sopir maupun penumpang. Ia dibekali dua layar berukuran 8 dan 7 inchi, yang berfungsi untuk mengendalikan semua fungsi komunikasi serta fitur kenyamanan lain di dalam mobil.
Khusus untuk seri G-Executive yang dibeli pemerintah akan terdapat panel-panel kayu di bagian dalam mobil untuk memberi kesan lebih mewah, lampu LED di pintu, serta AC untuk ruang penumpang.
Terkait ubahan khusus untuk mobil menteri, pihak PT TAM belum bersedia meberikan informasi detail. Hanya saja Director Marketing TAM, Anton Jimmi Suwandy perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan.
Baca Juga: Resmi Sudah: Mercedes-Benz S600 Guard Jadi Mobil Kepresidenan RI
"Dari informasi yang saya dapat, ada sedikit tambahan saja seperti tiang bendera," kata Anton saat dihubungi Suara.com, Jumat (23/8/2019).