Suara.com - Bepergian menggunakan tunggangan kategori Multi-Purpose Vehicle (MPV) seperti Toyota Kijang Innova 2.0 bertransmisi manual dengan spesifikasi mesin bahan bakar bensin 4 silinder segaris, 16 katup, DOHC, VVT-i kali ini terasa berbeda.
Belum lama berselang, Asuransi Astra menggelar acara wisata bertajuk Simply Memorable Trip dengan rute Medan-Tangkahan-Bukit Lawang. Andalannya Toyota Kijang Innova yang diberi label family car, sehingga sudah pasti kenyamanan berkendara dalam suasana kekeluargaan di trek non-extreme menjadi jaminan.
Namun, seperti disebutkan oleh Laurentius Iwan Pranoto, Ketua Panitia serta Senior Vice President Communications and Service Management Asuransi Astra, kemasan acara memang penuh kejutan. Utamanya untuk setengah perjalanan terakhir, yaitu rute Tangkahan usai acara bermain tubing, memandikan gajah serta santap malam. Konvoi yang terdiri dari tujuh unit Toyota Kijang Innova siap menuju ke Bukit Lawang di malam hari via rute alternatif.
Baca Juga: 5 Top Berita Otomotif: Ganjil Genap Tak Efektif Sampai Test Drive DFSK
Dipandu sepeda motor yang diawaki Donanta Sembiring serta satu rekannya, kerap disapa Donny, kami pun dibawa melintasi rute non-aspal, alias off-road, atau di luar jalur jalan raya. Tujuannya tak lain memangkas jarak dibandingkan melintasi rute umum di jalur aspal cukup mulus.
Seru?
Well, setiap orang atau lebih tepatnya setiap peserta memiliki definisi dan penilaian masing-masing untuk menyebut rute ini seru atau tidak. Namun bagi tim di mana Suara.com bergabung, yang total terdiri dari lima orang termasuk driver Rizal Batubara, pengalaman ini menjadi suatu hal tak terlupakan di jalur Tangkahan - Bukit Lawang. Apalagi karena berlangsung di malam hari.
Laman berikutnya adalah: rute alternatif berdurasi nyaris sama rute biasa. Kok bisa?
Bila jalur jalan raya saja terasa meliuk-liuk indah, maka rute alternatif juga tak kalah seru. Sebagai pemandu jalan, Donanta Sembiring menyebutkan, jarak kedua titik tak lebih dari 40 km. Namun, medannya ... trek non-aspal alias jalan makadam menyusur hutan sekunder serta kawasan perkebunan sawit di malam hari.
Baca Juga: Generasi Milenial Tidak Tertarik Beli Mobil, Ganggu Industri Otomotif?
"Salah-salah bisa dipatok ular cobra," celetuk salah satu driver saat kami merapikan konvoi dan regrouping di salah satu dusun di dekat pertigaan kawasan hutan.
Sementara bagi driver dalam tim kami, hal terpenting adalah menjaga tunggangan agar tidak "terbang". Istilah dalam bahasa setempat untuk menggambarkan kondisi ajrut-ajrutan, atau hilang traksi sehingga meluncur kencang saat menghadapi medan menurun.
"Juga melihat posisi susunan bebatuan di tengah jalan yang terlihat tajam dan mampu merobek ban mobil," tukas Rizal Batubara dari balik kemudi.
Selain itu, masih ada lagi tantangan lain, yaitu mempertahankan posisi mobil tetap stabil, ketika menjumpai bongkah-bongkah bebatuan tinggi yang mungkin bakal beradu dengan kolong mobil atau mengenai dek. Sementara, sembari melaju, batuan-batuan lepas terkena ban juga berpotensi terhambur serta berbalik mengenai bodi mobil.
Di situlah letak ketegangan namun serunya perjalanan menyusur hutan di malam hari ini. Apalagi saat iring-iringan berjumpa dengan truk pengangkut panen kelapa sawit. Pasalnya, tak ada lagi ruang tersisa untuk sedikit minggir bagi kedua belah pihak.
Juga saat mesti menyeberang sungai dengan jembatan-jembatan tinggi yang diberi bilah-bilah papan selebar telapak ban. Salah-salah melakukan eksekusi bisa tergelincir, dan saat menaiki maupun menuruni posisinya selalu terjal, tak pernah landai. Sehingga para driver harus mengantre cukup jauh, agar bisa menyediakan ruang lapang bagi pengemudi sebelum maupun sesudahnya.
Tiba di lokasi, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Artinya, kami telah mengarungi medan sulit itu hampir lima jam! Terasa lebih makan waktu dibandingkan mengambil rute biasa? Justru inilah seninya. Kami semua secara tak langsung diajak untuk ikut menjajal ketangguhan Toyota Kijang Innova di trek non-aspal penuh batu, serta di malam hari pula.
Dan esoknya, kami sudah disambut dengan seekor orangutan ganteng bernama Valentino, yang lahir pada 13 Februari 2013 di PPLH Bukit Lawang.
Terima kasih Asuransi Astra, pengalaman bermobil ini benar-benar selaras tagline Simply Memorable Trip!