Apakah Ada Konsekuensi Bila Bahan Bakar Dicampur Zat Aditif?

Kamis, 22 Agustus 2019 | 13:38 WIB
Apakah Ada Konsekuensi Bila Bahan Bakar Dicampur Zat Aditif?
Ilustrasi mesin mobil [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, berbagai jenis zat aditif atau tambahan, seperti salah satu contohnya berfungsi nenambah oktan bahan bakar bisa ditemukan dengan mudah di pasaran.

Membubuhkan zat aditif ini cukup banyak dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor, yang bertujuan bisa meningkatkan oktan pada bahan bakar minyak atau BBM kendaraannya.

Ilustrasi mengisi oli mesin mobil (Shutterstock).
Ilustrasi mengisi tambahan zat pada  oli mesin mobil (Shutterstock).

Namun amankah jika zat aditif dicampurkan ke BBM?

Mengutip laman Suzuki Indonesia, penambahan zat aditif sangat tidak dianjurkan. Sebab bukan tidak mungkin, penambahan ini justru bisa berimbas kepada penurunan performa mesin kendaraan. Sehingga menimbulkan efek negatif, karena jantung pacu tak bisa beroperasi dengan sempurna seperti biasanya.

Baca Juga: Empat Jam Bermobil Demi Jumpai Gajah Kesayangan Nicholas Saputra

Efek negatif yang ditimbulkan sendiri bervariasi, tergantung pada formula yang digunakan zat aditif itu. Akan tetapi satu hal sudah pasti, tidak ada perusahaan otomotif merekomendasikan zat aditif aftermarket tambahan untuk digunakan pada kendaraan produksi.

Sebelum dijual ke pasaran, produk bahan bakar sudah melalui proses uji laboratorium. Setiap bahan bakar mengandung kadar oktan berbeda-beda. Dikhawatirkan, fungsi yang ada pada bahan bakar akan hilang bila ditambahkan dengan zat aditif lainnya.

Perlu diingat bahwa semua perusahaan penyedia bahan bakar kendaraan sudah membuat keseimbangan dalam formulasi bahan bakar, sudah dites dan diinformasikan manfaatnya kepada konsumen, tanpa ada efek bisa merusak kendaraan.

Sehingga bila ada produk aftermarket zat aditif dimasukkan ke dalam tangki bahan bakar, risikonya mungkin saja terjadi hal di luar dugaan yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan, sekaligus bisa merusak garansi kendaraan.

Baca Juga: Sudah Teredukasi, Kesadaran Asuransi Otomotif Masih Perlu Dipupuk

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI