Setelah menyaksikan kegiatan di bandara, salah satu perjalanan terkeren di kota Paro adalah kunjungan ke Tiger's Nest alias Sarang Harimau, di sebelah utara kota dengan keunikan lokasi. Yaitu seperti "menempel" pada lereng perbukitan curam di ketinggian sekitar 3.120 m di atas paras laut (dpl).
Pengunjung bisa mencapai lokasi biara Paro Taktsang dengan cara mendaki atau naik keledai menuju ke puncak salah satu pintu masuknya yang terbagi menjadi berapa area, seperti jalur hutan pinus, jalur para peziarah, serta jalur jalanan berbatu.
Salah satu momen paling menarik di biara terpencil di atas gunung bebatuan ini adalah saat mencoba bersuara di dalam gua yang menggema. Saya mencoba menirukan suara harimau mengaum. Maklum, saya adalah pencinta kucing, dan satwa rumahan itu konon masih terhitung saudara tua dari harimau.
Namun sayangnya, atau malahan beruntungnya, tidak ada suara sahutan pada saat para pengunjung mengaum. Coba bila ada, tentu saja kami akan lari tunggang-langgang!
Baca Juga: Sidang MPR, Presiden Joko Widodo Sebut Bahan Baterai dan Mobil Listrik
Dalam perjalanan ke Tiger's Nest, Kindey Duba juga menjelaskan bahwa Bhutan adalah sebuah kerajaan kecil yang terletak di antara dua negara raksasa, yaitu China di bagian utara, serta India di bagian selatan. Luas negara mencapai 38.394 km persegi, jumlah penduduk mencapai 797.335 orang, dan agama Buddha Mahayana menjadi agama negara.
Sebagai negara yang digambarkan dengan tagline The Land of Happiness, bila negara-negara lain menggunakan penghitungan ekonomi Gross National Product (GNP) atau pendapatan total ekonomi suatu negara selama satu tahun, termasuk nilai produksi yang dihasilkan oleh penduduknya, Bhutan berbeda. Mereka malahan menyodorkan filosofi GNH atau Gross National Happiness alias pendapatan total kebahagiaan nasional. Unik bukan?
Tentang kehidupan keseharian di Bhutan, penghasilan atau gaji satu bulan yang ditetapkan pemerintah untuk pekerja awal setara staf adalah sekitar 270 dolar Amerika Serikat (AS) atau mendekati Rp 4 juta. Dari angka ini, 40 persen dibayarkan untuk sewa rumah, yang mencapai 140 dolar AS per bulan, atau mendekati Rp 2 juta. Sementara bila ingin membeli apartemen dengan tiga kamar tidur, harganya sekitar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14.223.050.000.
Di tulisan selanjutnya yang bakal menjadi rangkaian penutup, akan ditemukan jawaban atas pertanyaan berapa kalikah warga Bhutan dibolehkan menikah? Temukan jawabannya di artikel mendatang.
Catatan: artikel ketiga dari empat bagian yang ditulis oleh Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o) untuk kanal otomotif Suara.com
Baca Juga: Unik Sampai Bikin Ngilu, 5 Kelakuan Pengemudi Viral