Bermobil Keliling Bhutan, Tersipu Malu Ketemu Mr P Raksasa!

Jum'at, 16 Agustus 2019 | 13:00 WIB
Bermobil Keliling Bhutan, Tersipu Malu Ketemu Mr P Raksasa!
Patung Buddha Dortenma terbesar yang terbuat dari perunggu, di kota Thimphu [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Budaya pemujaan lingga atau phallus di Bhutan dikaitkan dengan seorang guru Buddha bernama Drukpa Kuenley. Berjuluk "Devine Madman" yang datang dari Tibet pada abad ke-15. Dikenal karena cara-caranya yang tidak sopan, sama sekali tidak peduli akan hukum sosial dan keramahan, ajarannya penuh dengan nuansa seksual.

Mungkin dialah satu-satunya guru bagi penganut Buddha yang hampir secara eksklusif disimbolkan dengan lingga. Ia menggunakan phallus untuk menaklukkan roh jahat dan mengubah mereka menjadi dewa pelindung. Sehingga, muncul pemahaman bahwa Mr P adalah bersifat melindungi, membantu kesuburan, dan menantang ego manusia.

Oleh-oleh khas Bhutan salah satunya adalah Mr P yang menjadi lambang kepercayaan mengusir roh jahat, kesuburan, dan kelanggengan keluarga [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)].
Oleh-oleh khas Bhutan salah satunya adalah Mr P yang menjadi lambang kepercayaan mengusir roh jahat, kesuburan, dan kelanggengan keluarga [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)].

Dari pemahaman itu, Mr P atau lingga secara tradisional menyatu dalam kehidupan masyarakat Bhutan. Ada banyak cara menggunakan simbol lingga, seperti dilukis, dipahat, dan dijadikan patung, berdasarkan situasi dan nilai simbolis yang ingin dicapai.

Misalnya, lukisan lingga di pintu masuk rumah bertujuan untuk mnengenyahkan semua energi negatif yang masuk ke dalam rumah, serta membersihkan tamu yang datang dari manapun dan membawa energi jahat. Sekaligus emberkati keluarga dengan kesuburan dan kesehatan sehingga generasi mereka bisa langgeng.

Baca Juga: Otomotif Serap Teknologi Robotik, Gantikan Sumber Daya Manusia?

Patung Mr P dalam bentuk diberdirikan dimaksudkan untuk mengusir mata yang jahat serta gosip. Bisa dipasang di depan rumah baru, atau properti yang menjadi penyebab kecemburuan sosial. Proses pendirian lingga dilakukan setelah ritual malam hari, tanpa sepengetahuan tetangga. Dipercayai bahwa ornamen ini mampu memblokir dan melindungi energi negatif yang bisa membahayakan keluarga si pemilik rumah atau properti.

Potret anak-anak Bhutan yang selalu memberikan senyum ceria [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)].
Potret anak-anak Bhutan yang selalu memberikan senyum ceria [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)].

Sementara di beberapa desa, perayaan pembuatan konstruksi rumah dilakukan dengan menggantung lingga di atapnya. Mereka akan mengadakan upacara dengan mengarak Mr P keliling desa sebelum ditempatkan di atas rumah yang baru, sehingga tetangga tahu ada sebuah bangunan baru berdiri.

Dengan melakukan ritual itu, diyakini bahwa lingga akan menjaga dan melindungi seluruh anggota keluarga. Masyarakat pedesaan juga mengatakan bahwa upacara semacam ini juga diperlukan untuk menyenangkan dewa setempat dan untuk mencari perlindungan bagi keluarga yang tinggal di rumah.

Lantas bagaimana dengan perlindungan bagi warga yang bepergian dengan mobil? Ikuti pemaparannya di laman berikut ini.

Baca Juga: 5 Berita Seru Otomotif: Aplikasi Uji Emisi sampai Motor Listrik KTM

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI