GAIKINDO: Penerapan B100 Mungkin Saja Dilakukan

Kamis, 15 Agustus 2019 | 17:45 WIB
GAIKINDO: Penerapan B100 Mungkin Saja Dilakukan
Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menuang bahan bakar Biodisel 30 saat launching road test penggunaan B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara mengatakan, penerapan B100 mungkin saja dilakukan di Indonesia. B100 tak lain adalah Biodiesel 100 persen, yaitu Bahan Bakar Nabati (BBN) atau biofuel untuk aplikasi mesin atau motor diesel berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dihasilkan dari bahan baku hayati dan biomassa lainnya yang diproses secara esterifikasi.

Menurutnya, mulai 2018 Indonesia sudah menerapkan B20 dan sejauh ini berjalan aman-aman saja. Bahkan beberapa bulan lalu sudah mulai melakukan uji jalan B30 sambil mengarah ke B50 dan seterusnya.

Petugas membawa mobil dengan menggunakan bahan bakar Biodisel 30 saat launching road test penggunaan B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Petugas membawa mobil dengan menggunakan bahan bakar Biodisel 30 saat launching road test penggunaan B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

"Saat uji jalan B30 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan fokus kita adalah melakukan blending bahan bakar fosil dengan nabati. Akan tetapi B20 dan seterusnya memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sehingga tidak perlu melakukan perubahan," kata Kukuh Kumara, di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Jadi, tambahnya, bagaimana membuat campuran bahan bakar antara fosil dan nabati yang memenuhi persyaratan industri otomotif.

Baca Juga: Pasar Otomotif Nasional Lesu, Market Share Daihatsu Capai 17,2 Persen

"Kalau B20 saja bisa menghemat sekitar 44 persen apalagi seterusnya. Selain itu, memang kita harus mengikuti tren dunia yang mulai mengarah ke Electric Vehicle (EV)," terang Kukuh Kumara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, pernah menyampaikan ingin langsung "lari" ke B100 dalam waktu dekat.

Bahkan Rini Soemarno mengungkap, saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menyulap dua kilang tua milik Indonesia yang selama ini dipakai memproduksi bahan bakar minyak (BBM) untuk produksi B100.

"Kami sudah memikirkan untuk perbaiki refinery untuk lebih modern, setelah mengetahui bisa dikonversi jadi B100. Kalau memungkinkan dikonversi dengan bahan baku minyak kelapa sawit karena di Sumatera juga banyak," kata Rini Soemarno.

Hingga kini, ada dua kilang yang sedang dikaji pemerintah untuk dikonversi, yakni kilang Plaju dan Dumai yang sama-sama berlokasi di Sumatera.

Baca Juga: Otomotif Serap Teknologi Robotik, Gantikan Sumber Daya Manusia?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI