Suara.com - Proses pengujian bahan bakar biosolar atau biodiesel B30, berupa solar dengan campuran minyak nabati 30 persen sudah mencapai tahap 50 persen dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyampaikan seluruh hasil pengujian ke Presiden Joko Widodo pada pertengahan September.
"Uji coba sampai saat ini sudah mencapai 50 persen. Uji coba itu beragam, ada yang sudah 60 persen ada yang 40 persen dan target kita itu 50.000 kilometer," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Balitbang ESDM), Dadan Kusdiana di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2019).
Presentase uji coba itu memang tidak semuanya sama, karena pihak dari Kementerian ESDM ingin memastikan proses pengujian mesin terlebih dahulu.
"Jadi ada yang masuk uji coba disini ada yang uji coba jalan, dan begitu seterusnya," terangnya.
Baca Juga: Persiapan B30, KTB Terus Uji Jalan Produk
Uji coba mobil berjalan dilakukan oleh dua jenis kendaraan berbobot di bawah 3,5 ton seperti Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Nissan Terra dan DFSK. Sedangkan jenis kedua adalah kendaraan berbobot di atas 3,5 ton.
Penyelesaian uji coba itu ditargetkan akan rampung pada pertengahan September mendatang, dengan keseluruhan uji coba yang akan mencapai 90 persen.
Meski demikian, beberapa indikator umum seperti daya tahan, penggunaan konsumsi bahan bakar kemudian emisi dan perbedaan tekanan antara di filter untuk masuk dan keluar, secara umum semuanya stabil dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Jika proses pengujian B30 tidak terkendala, penerapan B30 akan mulai diberlakukan pada awal Januari 2020. B30 yang dipilih dengan kadar Monogliserida (MG) sebesar 0,55 (persen-massa).
Monogliserida sendiri ialah kandungan bahan mentah dari CPO, sebelum menjadi biodiesel, yang memberikan hasil negatif terhadap kualitas dari bahan bakar biodiesel itu sendiri. [Antara]
Baca Juga: Pemerintah Mulai Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30