Suara.com - Mobil listrik menempati peringkat atas untuk soal kendaraan ramah lingkungan. Akan tetapi, kehadirannya di ruas jalan raya masih menjadi perdebatan karena tidak menghasilkan suara.
Rudy Salim, President Director Prestige Motorcars, sebuah Importir Umum (IU) di Tanah Air menilai, penambahan fitur keamanan lebih penting ketimbang mendesain mobil listrik untuk memiliki suara atau menghasilkan bunyi tertentu yang bisa memberikan tanda bahwa sebuah kendaraan tengah melintas.
"Sementara belum ada putusannya (di Indonesia soal suara ini). Akan tetapi menurut saya daripada menghasilkan suara, lebih baik safety dipertinggi. Seperti pedestrian warning system, driving assistance, auto brake dan sebagainya," kata Rudy Salim, saat dihubungi Suara.com.
Masih menurut Rudy Salim, saat ini banyak pabrikan mobil konvensional juga menghasilkan produk dengan suara kendaraan sudah hampir hilang, hanya suara kipas saja. Menurutnya, tidak akan terdengar bila di jalan raya.
Baca Juga: Dari Kabin Proton Persona, Presiden Joko Widodo Nge-Vlog
"Jadi mengapa mobil listrik justru harus menghasilkan suara, sedangkan mobil konvensional justru suaranya sudah sangat senyap," terang Rudy Salim.
Prestige Motorcars sendiri rencananya akan memboyong mobil listrik Tesla Model 3 ke Indonesia. Rudy Salim tidak menampik bila ketetapan itu sudah diputuskan, maka pihaknya akan mengikuti aturan yang berlaku.
"Kami akan ikut aturan. Suara pada mobil listrik juga masih bisa dimodifikasi," ungkapnya.
Sebagai catatan, untuk soal harga, di China, Tesla Model 3 dijual dengan harga 328 ribu Yuan atau setara Rp 659,3 juta. Namun Rudy Salim memprediksi jika masuk ke Indonesia akan diberi label di bawah Rp 2 miliar.
Baca Juga: KTB Sosialisasi Karoseri Portal Mitsubishi Fuso Selama GIIAS 2019