Segera Purna Tugas, JK Bakal Jadi Pengamat Industri Otomotif

Kamis, 18 Juli 2019 | 14:31 WIB
Segera Purna Tugas, JK Bakal Jadi Pengamat Industri Otomotif
Jusuf Kalla menjajal Honda ADV150 usai membuka GIIAS 2019 [Suara.com/Arief P. Hermawan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar tiga bulan lagi, Muhammad Jusuf Kalla bakal menanggalkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI.

Lantas, apa rencana lelaki asal Makassar ini setelah purna tugas atau pensiun dari posisi RI-2?

Terkait pertanyaan itu, Jusuf Kalla akan kembali mengurusi bisnis yang sudah lama ditinggalkannya. Selain itu, ia juga tertarik untuk mengamati industri otomotif Tanah Air.

Baca Juga: Acara Beautiful Malino Digelar, Sektor Otomotif Dapat Porsi

"Sebagai pribadi, sangat gembira tiga bulan lagi akan letakkan jabatan (Wapres). Makanya kembali ke dunia lama, sambil mengamati industri ini, otomotif," terang pria 77 tahun itu usai meresmikan pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2019, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kamis (18/7/2019).

Menurutnya, industri otomotif menarik untuk dicermati karena perannya yang sangat vital terhadap perekonomian nasional.

"Maka wajar apabila kita mendukung industri ini. Macet jalanan karena mobil. Saya ulangi kalau ekonomi itu (naik) kalau sudah macet. Karena warga negaranya bisa beli mobil. Negara miskin tidak ada yang macet. Akan tetapi, tentu ini (seharusnya) diatur Kemenhub agar pemakaian (kendaraan) teratur," lanjut JK.

Pada kesempatan yang sama, ia juga mengakui bahwa industri otomatif Indonesia masih tertinggal ketimbang negara tetangga.

"Dalam mendukung industri ekspor soal manufacturing, kita masih ketinggalan dengan Thailand. Kita terlambat meski sudah kerjasama dengan ASEAN. Tentu dengan kerja sama ini akan untung. Soalnya, industri mobil dinamis dalam hal teknologi harga dan lainnya."

Baca Juga: Hore, Wuling Termasuk dalam 10 Brand Otomotif Ngetop Indonesia

Oleh karena itu, Indonesia seharusnya punya alternatif lain agar bisa bersaing dengan negara lainnya, salah satunya dengan mengembangkan mobil listrik.

"Isu terbaru, banyak yang bicara mobil listrik. Baik manufacturing atau masyarakat harus siap. Memang butuh waktu dan perkembangan teknologi. Tapi pemerintah akan dukung," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI