Suara.com - Dananya kekhawatiran mengenai habisnya minyak bumi serta isu kerusakan lingkungan membuat industri otomotif kini bergerak menuju arah kendaraan elektrik.
Namun bukan hal baru, hal serupa pernah terjadi pada awal tahun 1970-an. Dipicu krisis minyak akibat embargo negara timur tengah, membuat negara-negara barat kelabakan mencari alternatif, salah satunya kendaraan elektrik.
Hasil dari pengembangan kendaraan elektrik pada tahun tersebut, salah satunya adalah skuter elektrik satu ini.
Dibuat di Jerman, skuter elektrik bernama Solo Electra ini termasuk salah satu pionir motor elektrik di jaman tersebut.
Baca Juga: Gara-gara Bawa Durian ke Rumah Nurdin Basirun, Kadis LKH Kepri Diseret KPK
Kendaraan ini dijual dengan harga sekitar 2.500 dolar AS atau sekitar Rp 34 jutaan. Namanya juga kendaraan pionir, performa yang mampu dihasilkan tentu masih "gitu-gitu aja". Hal ini dikarenakan kecepatan maksimal dari kendaraan tersebut hanya mampu mencapai sekitar 38 km/jam.
Walaupun terkesan lambat, nyatanya kecepatan motor elektrik ini sebanding dengan kecepatan motor berbahan bakar bensin pada waktu itu.
Tidak seperti sekarang, kendala terbesar dalam pengembangan baterai. Pada jaman tersebut, motor ini dibekali dengan baterai berbahan asam timbal dengan bobot sekitar 30 kg, membuat kendaraan ini nyaris berbobot 70 kg.