Mazda Melihat Teknologi Turbo Belum Menjadi Kebutuhan

Kamis, 11 Juli 2019 | 16:00 WIB
Mazda Melihat Teknologi Turbo Belum Menjadi Kebutuhan
Iring-iringan Mazda 3 dalam test drive di Ibu Kota dan sekitarnya [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mobil dengan teknologi turbo atau turbocharger semakin banyak dipasarkan para Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia. Bahkan teknologi ini diperkirakan akan menjadi tren di masa depan.

Mazda 3 akan menghuni pasar segmen C sedan [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Mazda 3 akan menghuni pasar segmen C sedan [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].

Kendati demikian, sebagai salah satu produsen yang memasarkan produknya di Indonesia, Mazda melihat teknologi turbo belum menjadi sebuah kebutuhan.

"Sebenarnya lebih ke down size kemudian dipasang mesin turbo. Kalau Mazda lebih fokus ke non-turbo," papar Kenny Wala, Product Planner PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), APM Marza di Indonesia, saat berlangsung test drive Mazda 3, di Bogor, Kamis (11/7/2019).

Ia menambahkan, bila mobil mengalami down size turbo, tadinya bermesin 2.400 cc lantas menjadi 1.500 cc. Jadi bukan benar-benar mesin besar dipasangi turbo.

"Sejauh ini, Mazda belum memiliki niatan untuk pasang teknologi turbo selain di Mazda CX 9," kata Kenny Wala

Baca Juga: Maaf, Buat Urusan Ini Christian Sugiono Tak Bisa Setia!

Sebagai informasi, peranti turbo banyak digunakan untuk mendongkrak tenaga pada mesin mobil berpenumpang dengan cara instan. Tak pelak pemasangan perangkat turbo pada mesin standar dilakukan guna meningkatkan performa mesin tanpa mengutak-atik mesin.

Untuk pasar Indonesia sendiri, teknologi ini banyak dicangkokkan untuk mobil-mobil kategori Sport Utility Vehicle (SUV). Beberapa di antaranya Wuling Almaz, Honda CR-V, dan Eclipse Cross yang segera meluncur dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI