Suara.com - Sistem pencucian mobil robotik bukanlah barang baru di Indonesia. Salon khusus agar mobil tampil kinclong ini bisa dijumpai di banyak tempat di Tanah Air, terutama kota-kota besar.
Nah, dalam beberapa kasus, sistem modern ini bisa menimbulkan baret halus pada mobil. Yaitu munculnya goresan-goresan tipis atas permukaan bodi, bila diperhatikan seksama.
Hal ini juga diakui Chief Executive Officer (CEO) Autoglaze, Robby Kurnia. Ia mengatakan, baret biasanya timbul akibat bahan penyeka pada alat pencucian bodi mobil.
"Karena, ada yang masih pakai metode lama. Jadi, sikatnya berbahan plastik, seperti tali-tali. Plastik itu lama-lama keras, ketika membersihkan bodi menyebabkan bodi baret," ujar Robby Kurnia di Tangerang, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Menuju Era Mobil Listrik, Aliansi Otomotif Ini Siapkan Inovasi
Seharusnya, tambah Robby Kurnia, bahan yang digunakan adalah bahan lembut. Bahan chamois atau tipe sintetiknya dari bahan polyvinyl acecate seperti yang ditemukan pada kain pembersih Kanebo tidak akan menimbulkan dampak baret pada bodi.
"Setiap mesin cuci mobil berbeda-beda, tergantung pabriknya. Kalau di Autoglaze sudah pakai," klaimnya.
Namun demikian, Manager Marketing Autoglaze, Stephen Setyadi mengaku, mencuci mobil secara manual sebenarnya lebih bersih. Tapi sistem robotik membuat waktu pencucian lebih efisien.
"Kalau menggunakan tenaga manusia, meski prosesnya lebih lama, namun lebih teliti dan bersih. Makanya, meski kami punya alat robotik, tetap ada bantuan tenaga manusia untuk penyelesaiannya," terang Stephen Setyadi.
Karena itu, pilihlah salon mobil bertenaga robotik yang rapi dan teliti pengerjaannya. Bodi tanpa gores adalah salah satu aset mobil yang mesti dipertahankan.
Baca Juga: Serukan Kebijakan Otomotif, Presiden Trump Bikin Jepang Bingung