Keren, Tim Indonesia Tembus Final Balap Eco-Marathon di Inggris

Kamis, 04 Juli 2019 | 08:30 WIB
Keren, Tim Indonesia Tembus Final Balap Eco-Marathon di Inggris
Shell Eco Marathon Asia 2018. Sebagai ilustrasi [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shell Eco-Marathon Europe dan Grand Final Drivers’ World Championship (DWC) adalah laga otomotif yang menandingkan mobil-mobil inovasi bertenaga ultraefisien serta ramah lingkungan.

Tim Semar Urban dari Universitas Gadjah Mada (UGM) saat merayakan kemenangannya sebagai pengemudi tercepat dan hemat energi di ajang bergengsi Shell Eco Marathon Asia 2018.
Tim Semar Urban dari Universitas Gadjah Mada (UGM) saat merayakan kemenangannya sebagai pengemudi tercepat dan hemat energi di ajang bergengsi Shell Eco Marathon Asia 2018. Sebagai ilustrasi kejuaraan mobil ultraefisien.

Dikutip dari kantor berita Antara, kelompok mahasiswa Indonesia yang bernaung dalam Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Tim Antasena atau Team 5 mewakili Tanah Air untuk putaran akhir atau Grand Final DWC, yang digelar di sirkuit Mercedes-Benz Weybridge (MBW), Surrey, Inggris, dan berlangsung sepekan (29/6-5/7/2019).

Dalam babak pendahuluan, Tim Antasena telah mengalahkan lebih dari 100 tim inovator berbakat dari berbagai negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah dalam Drivers’ World Championship Qualifier atau Shell Eco-Marathon Asia 2019 di Sepang, Malaysia.

Ghalib Abyan, General Manager ITS Team 5 mengakui bahwa perjuangan di DWC lebih berat. Di arena Shell Eco-marathon Asia, peserta diminta untuk membuktikan mobil yang paling efisien di berbagai kategori, sedangkan untuk menjadi pemenang di DWC, diperlukan sinergi antara teknologi, inovasi serta kerja sama antaranggota tim untuk menekan batasan efisiensi energi.

Baca Juga: Asyik, Perusahaan Ponsel Xiaomi Terpikat Bikin Mainan Otomotif

Dalam babak penyisihan, ITS Team 5 meraih penghargaan Off-track Hydrogen Newcomer Award dengan mencapai jarak tempuh 90 km/m3. Pencapaian ini melampaui hasil yang diraih juara tahun lalu dalam kategori yang sama. Selisihnya hampir dua kali lipat, karena pencapaian 2018 oleh juara pertama dibukukan pada 46 km/m3.

Mengandalkan tunggangan balap bernama Antasena FCH 1.0, di babak pendahuluan yaitu Shell Eco-marathon Asia 2019 di Malaysia, Tim Antasena memboyong peringkat runner-up kategori Urban Concept – Hydrogen. Hasil ini mengantar mereka untuk bertarung di Drivers’ World Championship Qualifier Regional Asia. Dan menangguk sukses lagi sehingga bisa tampil di DWC Surrey, Inggris.

Sementara kru dari Tim Antasena terdiri dari sekitar 25 anggota, yang terbagi dalam sub tim teknis dan non-teknis. Rata-rata adalah mahasiswa ITS dari jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Infrastruktur Sipil, Teknik Mesin Industri dan Manajemen Bisnis.

Selain menggeber mobil AAntasena FCH 1.0, kelompok inovator muda ini, seperti diungkapkan Fakhreza Abdul, dosen pembimbing ITS Team 5,ditantang untuk membuat mobil dari nol dengan mempertimbangkan semua aspek, baik teknis maupun nonteknis. Tim dituntut untuk mampu menganalisa tren industri dan perkembangan setiap negara.

Baca Juga: Telah Wafat Lee Iacocca, Penyelamat Chrysler

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI