Jangan bayangkan material soft touch, karena dari bagian dashboard hingga pintu merupakan material plastik keras.
Menyalakan mobil elektrik Garuda UNY pun terasa sangat mudah karena hanya perlu memutar kunci kontak ke posisi on, tanpa perlu distarter. Satu hal yang cukup unik adalah bentuk persneling yang sederhana. Tuas transmisi berada di sisi kiri bawah dasbor dan hanya terdapat tiga pilihan. Tuas 'D' untuk maju, 'P' untuk berhenti dan 'R' untuk mundur.
Yang jadi cukup menarik adalah disematkannya head unit single tape di tengah dasbor, namun kami tidak sempat mencobanya. Speedometer di balik setir juga sederhana, hanya terdapat takometer dan panel digital kecil di bawahnya. Di sampingnya terlihat kotak kecil yang ternyata berisi informasi tentang daya dan tegangan baterai.
Saat dikemudikan oleh Imawan, kabin terasa cukup berisik. Bukan karena kaca jendela yang terbuka, melainkan karena mobil berjalan di atas paving. Tak hanya itu, suara berisik lainnya datang dari rantai yang menggerakan roda belakang. Ya, mobil elektrik Garuda UNY digerakan menggunakan rantai, bukan gardan ataupun belt seperti yang digunakan mobil bertransmisi CVT.
Baca Juga: Gandeng Komposer Film, Ini Ide Liar BMW Untuk Mobil Elektriknya
Menurut Tafakur, kenapa rantai mobil elektrik Garuda UNY mengeluarkan bunyi yang agak berisik karena belum disetel kembali.
Karena sejujurnya, andai rantai mobil tersebut tidak mengeluarkan bunyi yang cukup keras, mobil terasa cukup halus saat melaju. Apalagi sebuah mobil listrik, yang tidak mengeluarkan bunyi mesin seperti mobil dengan bahan bakar minyak.
"Kalau yang dari elektrikal, mungkin ada evaluasi di motor listriknya supaya lebih efisien, terutama baterai. Karena di luar negeri kan, sudah pakai baterai lithium, sedangkan kami masih menggunakan aki kering," kata Tugiyanto, mahasiswa semester 5 jurusan elektro yang mengerjakan kelistrikan mobil.
Sementara Tafakur menyoroti pengembangan mobil elektrik Garuda UNY dari sisi manajemen daya, supaya mobil bisa menempuh jarak lebih jauh tanpa harus memperbesar kapasitas baterai.
"Ini memang sementara, kapasitas baterai kita masih kecil, ya. Padahal aki kering sendiri ukurannya besar dan bobotnya berat. Improvement pertama adalah bagaimana caranya memanfaatkan daya secara optimal oleh motor, agar jangan sampai terbuang," terangnya.
Baca Juga: Wuih, Spider-Man Kagumi Mobil Elektrik Audi E-Tron GT, Ini Alasannya
Mobil elektrik Garuda UNY tentu masih jauh dari kata sempurna, mobil ini pun masih belum bisa dibilang tuntas. Banyak pengembangan yang nantinya akan dilakukan, supaya mobil lebih baik dan bukan tak mungkin jika nantinya mobil elektrik Garuda UNY bisa diproduksi massal, meski bukan itu tujuan utamanya.