Suara.com - Salah satu peristiwa seru yang berlangsung secara nasional dan telah menjadi tradisi bangsa Indonesia adalah peristiwa mudik serta balik Lebaran.
Selain menjadi bagian dari perayaan religi, momentum ini adalah bagian dari libur warga sebangsa, juga melibatkan sarana dan prasarana transportasi. Khususnya perjalanan darat atau overland. Perjalanan bermobil saat libur Hari Raya, tak terkecuali Lebaran 2019 telah menjadi semacam perjalanan klasik keluarga-keluarga di Tanah Air. Situasi macet pun bisa dimaklumi, bahkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi mudik.
Dikutip dari kantor berita Antara, arus mudik dan balik Lebaran 2019 atau Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah dinilai beberapa pihak lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu terutarama menyangkut lancarnya arus lalu lintas terutama di tol Trans Jawa dan minimnya kecelakaan.
Yayat Supriyatna, seorang pengamat tata kota, menyatakan bahwa relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) berkontribusi besar dalam kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2019.
Baca Juga: Fans Otomotif yang Mendarat di Bologna, Bersiaplah Jatuh Cinta!
"Relokasi GT Cikarut mengurai penumpukan antrean kendaraan yang sebelumnya terpusat di lokasi ini, baik menuju Cipali ataupun ke Purbaleunyi," demikian papar Yayat Supriyatna di Jakarta, saat dikonfirmasi Antara pada Kamis (12/6/2019).
Ia menambahkan bahwa keberhasilan dalam mengurai kemacetan arus mudik 2019 tidak terlepas dari sinergi sejumlah pemangku kepentingan dalam membuat sistem untuk kelancaran pergerakan sejuta lebih kendaraan.
"Mengatur kelancaran satu juta lebih kendaraan antarkota dalam satu periode waktu sama bukanlah hal mudah. Hal ini mungkin hanya terjadi di Indonesia pada saat puncak arus mudik. Dan sinergi BPJT, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BUJT dan Korlantas Polri telah terlihat dengan baik dalam menjalankan perannya masing-masing saat berlangsung arus mudik tahun ini," ujar Yayat Supriyatna.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mudik dan balik Lebaran 2019 terpantau jauh lebih lancar. Kelancaran perjalanan melalui Tol Trans Jawa seakan berhasil menggeser tradisi lama terkait mudik Lebaran yang selalu identik dengan antrean panjang dan kecelakaan.
Dihubungi secara terpisah, Andi Rukman Karumpa, Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), menilai bahwa mudik Lebaran 2019 ini adalah paling lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Industri Otomotif Alami Perubahan, Startup Jadi Andalan
"Jakarta ke Surabaya, sekarang bisa ditempuh di bawah 10 jam. Jakarta ke Situbondo bahkan hanya 14 jam. Padahal dahulu bisa 20 jam. Begitu juga Jakarta-Palembang. Karena ruas tol terpanjang Bakauheuni-Palembang, maka Jakarta-Palembang bisa ditempuh delapan jam," papar Andi Rukman Karumpa.
Selain lebih lancar, hal paling penting dari peristiwa mudik Lebaran 2019 adalah menurunnya angka kecelakaan secara drastis. Data Korlantas menyebutkan bahwa angka kecelakaan menurun 64 persen dibandingkan mudik Lebaran 2018.
Dari data Korlantas, sejak 29 Mei 2019 hingga Minggu (9/6/2019) terjadi 529 laka lantas atau kecelakaan lalu lintas. Sementara itu, pada 2018 dalam periode sama, tercatat 1.491 kasus.
Sementara Irra Susiyanti, Corporate Communications Department Head, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, menyatakan bahwa volume lalu lintas arus mudik dan balik Lebaran 2019 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek mencatat rekor sebagai volume terbesar sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia.