Suara.com - Tak hanya pembeli yang perlu ketelitian saat ingin membeli barang secara online, penjual pun harus teliti agar tidak mengalami kerugian. Nasib apes dialami penjual spare part motor yang merugi ratusan ribu rupiah, karena salah tulis harga.
Lewat jejaring Facebook, si penjual membagikan pengalamannya serta gambar tangkap layar percakapan dengan si pembeli.
"Memang ini kesalahan dari saya, tapi anda kan tahu harga dari awal. Saya tidak minta barang dibalikin, saya tidak minta dibayar full, saya cuma minta harga separuhnya saja, apa salah? Kalau memang nggak ada itikad baik ya sudah sya ikhlas, semoga barang awet dan tidak terjadi apa-apa," kata Anton A**a.
Dari percakapan tersebut, dikeathui kalau spare part motor yang dijual adalah tutup blok mesin untuk sepeda motor Suzuki Satria FU.
Baca Juga: Curi Senpi dan Uang Rp 50 Juta, Perusuh 22 Mei Kaya Mendadak di Kampung
Awalnya, harga spare part tutup blok mesin tersebut adalah Rp 700 ribu. Namun si pembeli meminta kepada si penjual supaya digratiskan ongkos kirimnya.
Penjual pun menyetujui permintaan gratis ongkir dari pembeli. Penjual pun menyunting harga supaya bisa diproses tanpa ongkos kirim.
Sayangnya, penjual salah menuliskan kembali harganya. Bukannya menulis Rp 700 ribu, ia malah menuliskan Rp 700 atau tujuh ratus perak.
Menyadari kesalahannya, si penjual pun menghubungi pembeli dan menjelaskan kesalahan yang terjadi. Apa daya, si pembeli ogah mentransfer uang yang kurang sejumlah Rp 607 ribu, dengan dalih kesalahan ada di penjual.
Berulang kali penjual meminta tolong kebijakan si pembeli, namun si pembeli ngotot tak mau mentransfer. Di akhir percakapan, penjual terlihat pasrah meski kesal karena si pembeli yang kurang kooperatif.
Baca Juga: Timnas Indonesia vs Vanuatu, Harapan McMenemy pada Laga Pertamanya di SUGBK
Memang kesalahan ada di penjual yang salah menuliskan harga, namun warganet melihat kalau si pembeli juga memanfaatkan kesalahan si penjual.
"Masa iya blok mesin Rp 700 perak? Yang beli juga pasti sadar, tapi sengaja nggak ditanyakan dengan maksud mencari2 keuntungan di kesalahan si penjual. Nggak usah cari yang salah, tapi kesadarannya sebagai manusia," ujar Doher Hendiro.
Sementara itu, si penjual, Anton A**a mengaku sudah mengikhlaskan kerugian ratusan ribu yang dialaminya, meski tahu si pembeli memanfaatkan kesalahan yang dilakukannya.
"Iya saya tahu pembeli tidak salah dia kan tahu harga asli Rp 700 ribu, karena dia minta diskon jadi minta free ongkir. Kalau pembeli pintar dan bijak pasti tahu dan bisa bedain rezeki atau bukan. Saya minta separuh harga juga itu harusnya sudah rezeki dia. Tapi sudah lah, susah kalau dari awal nggak ada itikad baiknya." Jelasnya.