Suara.com - Kasus penyelewengan dana perusahaan yang menyangkut Carlos Ghosn sebagai mantan petinggi aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi tampaknya belum berakhir. Setelah sempat melewati beberapa kali persidangan, ia bakal kembali berurusan dengan aparat hukum.
Hal ini terungkap setelah Pemerintah Perancis yang memegang 15 persen saham Renault, melalui Menteri Keuangan Perancis, memberikan pernyataan bakal menindaklanjuti dana "misterius" sebesar 11 juta Euro atau sekitar Rp 176 miliar yang diduga mengalir kepada Carlos Ghosn.
"Pemerintah Perancis siap menyerahkan semuanya kepada otoritas pengadilan dan membuat laporan. Negara akan memainkan peran sepenuhnya sebagai pemegang saham Renault," ujar Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Perancis kepada BFM TV, seperti dikutip dari AFP.
Bruno Le Maire menambahkan, ada fakta yang harus ditindaklanjuti setelah dilakukan audit internal Renault. Dan sepenuhnya akan diserahkan kepada otoritas pengadilan.
Baca Juga: Charles Leclerc Cetak Waktu Tercepat FP2, di F1 GP Kanada 2019
Audit internal yang dilakukan Renault dan Nissan mengidentifikasi adanya aliran dana sebesar 11 juta Euro untuk pembayaran kepada RNBV, anak perusahaan yang dikelola Carlos Ghosn dan berada di Belanda.
"Temuan ini mengkonfirmasi adanya kekurangan dari RNBV dalam hal transparansi keuangan," jelas Renault lewat sebuah pernyataan.
Carlos Ghosn sendiri saat ini tengah menunggu lanjutan proses persidangan di Tokyo, Jepang. Lelaki berusia 65 tahun ini didakwa telah merekayasa laporan keuangan dengan cara memperkecil nilai gaji yang diterimanya dari Nissan, serta melempar kerugian usaha pribadinya ke rekening Nissan.
Baca Juga: Kebijakan Tarif Baru Amerika Serikat Berdampak pada Industri Otomotif