Pemerintah Perancis Siap Selidiki Aliran Dana Carlos Ghosn

Sabtu, 08 Juni 2019 | 16:00 WIB
Pemerintah Perancis Siap Selidiki Aliran Dana Carlos Ghosn
Dalam perhelatan Festival Film Cannes 2018, orang nomor satu Renault saat itu, Carlos Ghosn hadir, didampingi istrinya Carole Ghosn, menyaksikan pemutaran film "Ash is Purest White" [AFP/Alberto Pizzoli].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penyelewengan dana perusahaan yang menyangkut Carlos Ghosn sebagai mantan petinggi aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi tampaknya belum berakhir. Setelah sempat melewati beberapa kali persidangan, ia bakal kembali berurusan dengan aparat hukum.

Ilustrasi mobil listrik Nissan Leaf (Shutterstock).
Nissan Leaf, tunggangan tenaga listrik yang dahulu diluncurkan oleh Carlos Ghosn. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Hal ini terungkap setelah Pemerintah Perancis yang memegang 15 persen saham Renault, melalui Menteri Keuangan Perancis, memberikan pernyataan bakal menindaklanjuti dana "misterius" sebesar 11 juta Euro atau sekitar Rp 176 miliar yang diduga mengalir kepada Carlos Ghosn.

"Pemerintah Perancis siap menyerahkan semuanya kepada otoritas pengadilan dan membuat laporan. Negara akan memainkan peran sepenuhnya sebagai pemegang saham Renault," ujar Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Perancis kepada BFM TV, seperti dikutip dari AFP.

Bruno Le Maire menambahkan, ada fakta yang harus ditindaklanjuti setelah dilakukan audit internal Renault. Dan sepenuhnya akan diserahkan kepada otoritas pengadilan.

Baca Juga: Charles Leclerc Cetak Waktu Tercepat FP2, di F1 GP Kanada 2019

Audit internal yang dilakukan Renault dan Nissan mengidentifikasi adanya aliran dana sebesar 11 juta Euro untuk pembayaran kepada RNBV, anak perusahaan yang dikelola Carlos Ghosn dan berada di Belanda.

"Temuan ini mengkonfirmasi adanya kekurangan dari RNBV dalam hal transparansi keuangan," jelas Renault lewat sebuah pernyataan.

Carlos Ghosn sendiri saat ini tengah menunggu lanjutan proses persidangan di Tokyo, Jepang. Lelaki berusia 65 tahun ini didakwa telah merekayasa laporan keuangan dengan cara memperkecil nilai gaji yang diterimanya dari Nissan, serta melempar kerugian usaha pribadinya ke rekening Nissan.

Baca Juga: Kebijakan Tarif Baru Amerika Serikat Berdampak pada Industri Otomotif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI