Suara.com - Analis asal Jepang, Akihito Fujita, mengungkapkan bila penggunaan bahan baja pada mobil akan ditinggalkan pada 2025. Bahkan penggunaan baja diprediksi hanya akan mencapai 62 persen. Angka ini menurun lagi dari 2015, dengan komposisi pemakaian baja pada produk mobil mencapai 70 persen.
Dikutip dari Carscoops, disebutkan bahwa temuan pemakaian besi tahan karat tadi menjadi berita buruk bagi perusahaan pembuat baja. Sementara di sisi lain, perusahaan otomotif tentu harus memutar otak dalam menggunakan material substitusi baja untuk kebutuhan industri ini.
Bloomberg memaparkan bahwa Nippon Steel yang menerapkan konsep NSafe Auto adalah pencetus struktur atau material otomotif generasi baru. Struktur baja ini menggunakan enam lapisan, memungkinkan Nippon Steel untuk memangkas bobot kendaraan.
Berkat struktur baru itu, baja yang digunakan lebih ringan 30 persen dibandingkan kendaraan berbahan baja "tradisional". Namun sayangnya, belum ada penjelasan apakah material produksi NSafe ini bisa menawarkan biaya produksi dan harga jual lebih murah dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Niat Buka Pabrik di Beijing, Perusahaan Mobil Listrik Nio Bermitra
Sebagai informasi, aluminium dan serat karbon kini lebih banyak menjadi pilihan perusahaan otomotif. Padahal sebelumnya, dua bahan tadi hanya diproduksi untuk mobil-mobil premium.
Contoh pemakaian bahan serat karbon dan aluminium bisa ditemukan pada produksi mobil kabin ganda seperti Ford F-150 dan GMC Sierra.
Masih belum jelas apakah bahan dan teknik baru pada akhirnya akan menemukan jalan bagi kebutuhan material mobil masa depan. Pasalnya, produsen otomotif sampai saat ini masih terus mencari cara memangkas agar biaya produksi lebih ringan.
Baca Juga: Siap Melesat: Ferrari SF90 Stradale, Hybrid Perdana Produksi Massal