Bermobil di Britania Raya, Parkir Sembarangan Tak Termaafkan

Kamis, 16 Mei 2019 | 09:30 WIB
Bermobil di Britania Raya, Parkir Sembarangan Tak Termaafkan
Blue Badge signage atau tanda Blue Badge di area khusus Blue Badge bay, di sebuah area parkir di kota Llanishen, Wales. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Parkir sekendak hati di area Blue Badge bay (berpenanda biru untuk penyandang disabilitas) saat bermobil di Britania Raya tanpa dilengkapi stiker disabilitas, jangan salahkan kalau mendapatkan reaksi begitu keras dari warga setempat, atau siapa saja yang berada di sekitar. Bisa disebut, inilah bentuk kesalahan tidak termaafkan.

Selain sudah menjadi norma di Britania Raya, kini pemahamannya semakin jelas saat digelar sebuah survei. Dikutip dari Motoring Research,  hasil riset YourParkingSpace.co.uk soal kebiasaan parkir yang buruk, baru saja diumumkan.

Regent Street London
Regent Street London[Shutterstock].

Hasilnya, peringkat pertama yang membuat para pengemudi berang adalah soal penyalahgunaan fasilitas parkir khusus. Bahwa kebiasaan parkir seenak jidat di area khusus penyandang disabilitas bagi kendaraan tanpa stiker khusus tadi tak bisa ditoleransi.

Sebanyak 23 persen dari 500 responden penelitian menyatakan bahwa parkir di area Blue Badge bay (demikian sebutan area penyandang disabilitas ini), adalah kebiasaan parkir terburuk.

Baca Juga: Di Festival Film Cannes 2019, Armada Renault Antarkan Presiden Juri

Selanjutnya, 22 persen dari responden menyebutkan, parkir terlalu dekat dengan kendaraan lain juga sebuah kebiasaan tidak baik. Pasalnya menyulitkan akses ke luar dan masuk bagi pengguna parkir lainnya.

Lebih detail lagi disebutkan bahwa salah satu komentar responden adalah, "Sudah sengaja diparkir lebih jauh dari pintu supermarket dengan harapan mudah memasukkan barang belanjaan karena tak ada tetangga kanan dan kiri, eh, begitu kembali ke lokasi parkir, sudah mobil kami sudah mendapatkan "teman" baru."

Hasilnya, bisa saja, mobil terkena baret dari troli atau kereta dorong untuk membawa barang-barang belanjaan dari "teman" baru tadi.

Ketiga, adalah kebiasaan "hit and run" saat parkir. Hal ini juga termasuk mengesalkan, karena untuk memarkir kendaraan sendiri, seorang pengemudi tega "mencium" moncong atau buritan mobil pengguna lain, dan sesudah urusannya selesai langsung ngacir tanpa bertanggung jawab, meninggalkan penyok-penyok atau bekas tumbukan di bodi tunggangan orang lain.

Di bawah tiga hal ini, peringkat sesudahnya adalah: menghabiskan ruang terlalu banyak untuk memarkir mobil, termasuk di antaranya adalah parkir melewati garis sehingga menghabiskan dua petak parkir untuk satu mobil (18 persen), parkir di area khusus kendaraan yang membawa anak-anak padahal hanya melenggang seorang diri (14 persen), parkir di trotoar (13 persen), dan tidak meninggalkan nomor yang bisa dihubungi setelah terjadi insiden menabrak atau menggores kendaraan orang lain saat melakukan parkir (10 persen).

Baca Juga: Dari Festival Film Cannes 2019: Inilah Tunggangan Official Para Tamu

Tahun lalu, Departemen Transportasi (Department of Transport, Dft) Britania Raya berencana memperkenalkan larangan parkir trotoar, mengikuti contoh yang telah dilakukan di London, sejak 1974.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI