Suara.com - Dari hasil sebuah studi oleh American Automobile Association (AAA) dilaporkan bahwa 20 persen pemilik mobil di Amerika Serikat siap beralih ke mobil listrik alias Electric Vehicle (EV) jika harus membeli kendaraan baru.
AAA ini pun mengklaim, angka tadi mengalami peningkatan sebesar 15 persen dari 2017. Pada saat itu, digelar survei serupa dan jawaban responden hanya mencapai sekitar lima persen.
Mengutip Carscoops, sebanyak 63 persen responden masih belum yakin untuk memilih mobil listrik sebagai kendaraan mereka berikutnya. Alasan utamanya adalah: tempat pengisian daya alias recharging station yang belum mumpuni.
Selain itu, sebanyak 58 persen menyatakan kekhawatiran mereka akan kehabisan daya saat mengemudi. Dengan begitu, bisa disimpulkan bila masalah kesiapan insfrastruktur masih menjadi alasan utama walaupun mulai terjadi peningkatan.
Baca Juga: Lewis Hamilton Dedikasikan Kemenangan bagi Si Cilik Pengidap Kanker
Menurut data AAA, rasa khawatir justru kurang menjadi perhatian bagi generasi milenial yang mencapai presentase 48 persen. Sementara hal ini masih menjadi fokus generasi X dan Baby Boomers dengan presentase masing-masing 64 persen dan 66 persen.
Riset yang dilakukan AAA juga menemukan bahwa 68 persen warga Amerika Serikat menganggap bahwa pengisian waktu tidak lebih dari 30 menit merupakan waktu yang tepat untuk pengisian daya mobil listrik.
Menurut Greg Brannon, Direktur AAA bagian Teknik Otomotif, wajar bila waktu pengisian yang cepat menjadi salah satu fokus bagi para responden. Sebab hal ini sudah dirasakan selama puluhan tahun, saat menggunakan kendaraan bermesin bensin. Yaitu untuk pengisian ulang bahan bakar hingga kapasitas maksimal hanya memakan waktu sekitar 10 menit.
Baca Juga: Dari Festival Film Cannes 2019: Inilah Film Michael Schumacher!