Suara.com - Berpuasa itu baik, namun ngebut di jalan ya tidaklah (fasting is good, fast on the road is not) adalah kalimat ajakan untuk tetap waspada di jalan raya selagi berpuasa. Marak disuarakan oleh kaum muslim di Britania Raya, saat menjalani puasa. Salah satunya seperti ditemui di britishasianews.com.
Disebutkan pula oleh media ini, bahwa berpuasa bukan berarti menjauhi hal-hal rutin atau keseharian yang mesti dilakukan. Mulai ke kantor,mengemudi, sampai beraktivitas. Secara signifikan, jangan sampai pekerjaan di hari normal menjadi berantakan gara-gara menjalankan ibadah ini.
Kuncinya adalah memahami kondisi yang tengah terjadi pada tubuh, saat puasa berlangsung. Berhentinya asupan makanan dan minuman dalam jangka tertentu akan menyebabkan kadar gula darah rendah dan dehidrasi, yang berpotensi menyebabkan timbulnya kelelahan, lekas marah, pusing, sakit kepala, sampai kehilangan konsentrasi.
Kejadian terburuk bakal dialami sore hari, di mana kekurangan glukosa semakin meningkat, sehingga aktivitas kognitif yang menggunakan pemikiran bisa semakin terhambat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Siap Resmikan Tol Pandaan - Malang
![Minum dan makan di kabin kendaraan R4. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/05/07/16569-buka-puasa-saat-macet.jpg)
Pada saat berpuasa, seseorang akan mengalami dehidrasi sebesar 1,3 persen pada tengah hari, sementara penurunan kadar air dalam tubuh atau dehidrasi sebesar 1 - 4 persen bakal mempengaruhi fungsi tubuh, serta menimbulkan dampak nyata. Contohnya adalah hal proses pengambilan keputusan secara cepat atau refleks, kesadaran spasial atau keruangan, verbal atau perkataan, sampai retensi memori.
Di antara contoh-contoh itu, terdapat beberapa hal yang menyangkut kesiapan seseorang dalam mengoperasikan peralatan kelas berat. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan menyetir kendaraan.
Untuk meminimalkan kondisi kendor di jalan raya saat menjalankan ibadah puasa, tips yang diberikan adalah sebagaimana tercantum di laman berikut.
Agar mampu mencegah kondisi kendor di jalan raya sepanjang puasa Ramadan, cobalah tips ini:
1. Tetap tenang, tidak terpancing road rage
Baca Juga: Dari Festival Film Cannes 2019: Inilah Film Michael Schumacher!
Cobalah untuk mengatur rasa lekas marah atau tidak sabar dengan berusaha tetap setenang mungkin dan tidak tergerak untuk meladeni emosi. Bila terpancing, berarti Anda telah mengalami road rage atau amarah di jalan raya.
Fokus dan berkonsentrasilah pada setir atau lingkar kemudi. Gunakan latihan pernapasan, dan bila perlu melafalkan kalimat-kalimat menenangkan.
Jauhkan pula telepon dari Anda, sehingga tidak mesti memeriksa berulang kali. Batasi pula percakapan dengan rekan seperjalanan yang kiranya bisa menganggu konsentrasi.
2. Pilih waktu terbaik untuk bermobil
Hal terbaik dari menyetir, di saat Ramadan maupun waktu-waktu lain adalah sedini mungkin di pagi hari, di saat mental dan fisik dalam kondisi paling waspada.
Sediakan pula waktu ekstra agar tidak terburu-buru, terutama bila haru mengemudikan kendaraan di sore hari.
Usahakan pula untuk menghindari jam-jam sibuk jika bisa.
3. Cukup tidur sebelum aktivitas menyetir
Ramadan memang menyebabkan gangguan pada pola tidur, jadi jika Anda akan mengemudi, Anda harus memastikan tetap melek dari awal sampai akhir perjalanan.
Bahaya yang timbul ilustrasinya adalah: bila mengemudi dengan kecepatan sekitar 50 km per jam, bila mencoba melawan kantuk dan bertahan sekitar 10 detik, tunggangan telah melenceng sejauh lebih dari 13 m.
Sehingga jangan coba melawan kantuk. Berhentilah di tempat aman dan beristirahatlah sampai konsentrasi dan fokus bisa kembali seperti semula.