Suara.com - Mudik, apalagi menyetir tunggangan pribadi maupun sewa, wajib tak kendor kewaspadaan. Apa pasal, meski pihak sendiri, dalam artian pemudik atau mudikers sudah mempersiapkan fisik masing-masing maupun hal teknis kendaraan, ancaman bisa datang dari luar. Dalam arti kondisi jalan raya serta kemungkinan isu kejahatan.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal istilah "klitih", yaitu aksi merujuk pada penyerangan secara acak terhadap para pengguna jalan tanpa didasari motif yang jelas.
Meski kasus ini mulai berkurang, akan tetapi masih ada aksi nekat yang patut diwaspadai. Seperti dipaparkan oleh seorang warganet di laman sosial Facebook atas nama akun Muhammad Hanif.
Ia menuturkan telah menjadi korban pelemparan telur secara acak oleh orang tak dikenal. Peristiwa ini terjadi di Jalan Damai pada pekan silam. Mobil yang dikemudikannya dilempar telur oleh dua orang tak dikenal. Menurutnya, aksi ini diduga memiliki unsur kesamaan dengan klitih, di mana pelaku secara acak menyerang korban tanpa motif tertentu.
Baca Juga: Yuk, Ikutan Viral Kebaikan Ini: Berbagi Bersama Driver Ojol
"Dua pengecut lempar mobil saya dengan telur di Jalan Damai. Untungnya saya refleks menengok dan melihat nomor kendaraan serta jenis kendaraan," tulisnya.
Di laman itu pula, ia mengimbau pelaku agar bertanggung jawab, kurun 3 x 24 jam.
Kisah penyerangan ini direspon warganet dan sekaligus menjadi viral. Salah satunya adalah Aditia Setiawan, dengan kejadian senada.
"Saya pernah Mbah, di daerah Blitar. Akan tetapi bukan telur melainkan kecap yang diwadahi plastik. Untung saat itu saya tidak langsung berinisiatif menyalakan wiper, sehingga kaca tidak sampai buram," tulisnya.
Dengan keterangan ini, wajib kewaspadaan saat bermobil tak boleh kendor. Dan komentar soal tidak menyalakan wiper segera juga sangat berguna. Pasalnya material yang dilemparkan ke kaca depan berpotensi semakin menggores permukaan saat disapu dengan wiper. Apalagi seperti ujud cangkang telur.
Baca Juga: Mesin Tak Berdaya, Ferrari Kecewa di F1 GP Spanyol 2019
Ujung-ujungnya, kebahagiaan mudik menjadi berkurang karena disibukkan mencari cara agar tetap aman sampai ke tujuan, dengan kaca depan yang buram.