Suara.com - Selama bulan puasa Ramadan, dikenal istilah "ngabuburit", yaitu waktu menunggu beduk Maghrib berbunyi. Banyak hal menarik bisa dilakukan, namun ada yang membuat orangtua mengelus dada sekaligus merepotkan aparat berwajib. Yaitu kegiatan bali, alias balap liar.
Sebaiknya, hal seperti ini tak laik dicontoh apalagi dipertahankan, karena apalah gunanya bila ibadah yang sudah ditekadkan sejak sahur mesti berakhir di rumah sakit atau hotel prodeo, julukan "akrab" bagi penjara.
Kegiatan yang dilakukan di Tulungagung ini bisa menjadi wacana menarik. Dikutip dari kantor berita Antara, sejumlah rider cilik di rentang usia 4 - 6 tahun ditemukan sudah berani melakukan gaspol dan terus ngegas!
Namun jangan mengerenyitkan dahi dahulu, karena bukan diajari bali. Mereka ini justru berlatih rutin balap motor mini Grand Prix (GP) di sirkuit GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur. Dengan pendampingan penuh orangtua masing-masing, serta dipandu pelatih. Waktunya mulai pukul 14.30 - 17.00 WIB, dan berhasil mencuri perhatian siapa saja yang tengah ngabuburit di lokasi sekitar stadion ini.
Baca Juga: Awali Era Baru, Mercedes-Benz Pasarkan Mobil Listrik EQC 400 4MATIC
Untuk spesifikasi, motor balap Mini GP di GOR Lembupeteng menggunakan mesin kapasitas 50 cc, dengan top speed mencapai 70 km per jam, dan seluruh peserta mengenakan helm, race suit, sarung tangan, pelindung lutut, serta sepatu balap.
Hakisalma, sang pelatih balap mini anak-anak ini menyatakan ada 14 rider cilik yang berlatih, dan 10 di antaranya telah mengikuti sejumlah kejuaraan tingkt lokal dan regional kelas Mini GP usia 4 - 9 tahun, serta 9 - 12 tahun.
"Harapannya, balap Mini GP bisa dipertandingkan sampai skala nasional, hingga bisa mendapatkan bibit pebalap cilik untuk berprestasi di masa depan," paparnya, seperti dikutip dari kantor berita Antara (8/5/2019).
Sementara Alvaro Yakha, satu dari rider cilik yang masih berusia lima tahun dan potensial menggeber motor dalam kecepatan tinggi di trek menyebutkan, ingin menjadi pebalap dunia seperti Valentino Rossi!
Di sisi lain, para orangtua pebalap cilik, yang tak lain secara mayoritas adalah rider dewasa juga mengungkapkan kebahagiaan bisa mengajak buah hati mereka mengenal serta mencintai balapan sejak usia dini.
Baca Juga: Terciduk CCTV Bersuara, Naik Motor Berpayung Juga Kena!