Suara.com - Sebagai negara yang mengandalkan sektor otomotif sebagai salah satu sumber pendapatan utama, Perancis dan Jepang memberikan porsi perhatian yang besar kepada Carlos Ghosn. Pimpinan dari kemitraan atau aliansi Renault-Nissan, juga Renault-Nissan-Mitsubishi yang tengah menjalani proses peradilan di pengadilan distrik Tokyo, Jepang.
Ditangkap pada November 2018 serta disidangkan perdana pada awal 2019, Carlos Ghosn yang berdarah Lebanon serta mengantongi gelar akademis dari Perancis dikenai tuduhan antara lain memperkecil nilai pendapatan dalam pelaporan keuangan. Serta memasukkan kerugian pribadi ke rekening Nissan.
Dikutip dari kantor berita Antara, Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe membahas nasib aliansi Renault-Nissan dan penyelidikan di Tokyo mengenai tuduhan penyelewengan keuangan oleh Carlos Ghosn, mantan petinggi aliansi ini. Demikian diberitakan kantor Presiden Perancis, Selasa (23/4/2019).
"Kerja sama industri memperlihatkan ketangguhannya. Sekarang terserah para pemimpin yang mewakili, untuk membuat aliansi yang lebih kompak dan mampu menghadapi gangguan teknologi dalam industri otomotif," papar petugas kepresidenan Perancis.
Baca Juga: Royal Enfield Pastikan Dua Model 650 Twins Masuk ke Indonesia
Ditambahkan pula olehnya, bahwa Perancis menghargai sistem peradilan Jepang dan memantau dari dekat untuk melihat bahwa hak-hak Carlos Goshn terpenuhi.
Jaksa Jepang mengisyaratkan pada Senin (22/4/2019) bahwa Carlos Ghosn kemungkinan akan dituntut dengan tuduhan lain. Yaitu tentang pelanggaran kepercayaan.