Suara.com - Salah satu hal yang mengemuka sehubungan dengan kemacetan di jalan raya, utamanya di area Jakarta, Bogor,Depok, Tangerang, dan Bekasi adalah banyaknya pengguna tunggangan pribadi. Baik roda dua (R2) maupun roda empat (R4).
Untuk itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terus melakukan upaya-upaya agar masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan layanan angkutan umum massal.
"Salah satu bentuk kenyamanan yang kami tawarkan supaya mau beralih dari penggunaan kendaraan pribadi adalah dengan mendekatkan layanannya kepada masyarakat," papar Bambang Prihartono, Kepala BPTJ.
Ia menyatakan terus menyediakan angkutan massal di wilayah Jabodetabek supaya masyarakat dilayani, dan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) bisa terpenuhi.
Baca Juga: Bisa Jadi, Beginilah Definisi "Fast Food" yang Sebenarnya ...
Bambang Prihartono menyampaikan bahwa sesuai amanah yang tertuang dalam RITJ, cakupan layanan angkutan umum di perkotaan pada 2029 harus mencapai 80 persen dari panjang jalan, dan pergerakan orang dengan angkutan umum harus mencapai 60 persen.
"Kami baru saja meresmikan pengoperasian Layanan JA Connexion dengan rute Tajur – Bandara Halim kemarin," kata Bambang Prihartono, Selasa (23/4/2019).
Ia pun menyampaikan bahwa terdapat upaya bagi penyediaan layanan angkutan umum massal secara point to point. Dan secara bertahap akan mengupayakan pengintegrasian layanan JA Connexion.
Dengan angkutan umum pengumpan baik first mile atau kondisi awal menuju angkutan umum terdekat, sampai last mile atau kondisi akhir mencapai tujuan perjalanan.
Kontributor : Supriyadi
Baca Juga: Ingin Belanja Mesin di "All You Can Eat"? Begini Konsekuensinya ...