Komposisi harta terbesar dari alumnus SMAN 3 Semarang itu terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 30,2 miliar. Harta ini diketahui naik hampir tujuh kali lipat dibandingkan harta tak bergerak saat laporan di 2010.
Dari laporan itu, peningkatan harta tak bergerak Sri Mulyani disokong oleh kenaikan harga tanah dan bangunan, misalnya tanah seluas 922 m2 dan 400 m2 di Kota Tangerang, Banten.
Lalu ada tanah yang diperoleh pada 1998 dan 1999, pada 2010 nilainya pada waktu itu Rp 2,44 miliar. Nilai tanah dan bangunan tersebut naik cukup signifikan pada 2016 menjadi Rp 8,8 miliar.
Selain disebabkan kenaikan harga tanah dan bangunan, meningkatnya harta Sri Mulyani juga disebabkan bertambahnya empat objek harta baru berupa tanah dan bangunan yang waktu perolehannya pada 2010 -2015.
Baca Juga: Mobil Pejabat KPK Dirusak dengan Misterius
Sementara itu berdasarkan LHKPN di 2016 itu, selain mobil, komposisi harta bergerak itu mencakup logam mulia Rp 100 juta, barang seni atau antik senilai Rp 50 juta, benda bergerak lainnya Rp 261,5 juta.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga memiliki surat berharga senilai Rp 10,2 miliar, yang terakhir giro atau setara kas senilai Rp 4,08 miliar dan 842.372 dolar AS.